SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar, Juliyatmono (kiri), mendengarkan penjelasan pelajar SMAN 1 Karanganyar, Muhammad Alive Muflih, tentang Gelang Laron yang digunakan memantau isoman di rumah saat ajang Lomba Krenova pada Kamis (12/8/2021). (Istimewa/Dokumentasi Diskominfo Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR—Pelajar kelas 11 IPA 6 SMAN 1 Karanganyar, Muhammad Alive Muflih, menciptakan alat yang bisa digunakan untuk memantau pergerakan pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah.

Alat tersebut dia pamerkan pada ajang Kreativitas dan Inovasi (Krenova) Kabupaten Karanganyar 2021 di Kantor Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Baperlitbang) Kabupaten Karanganyar pada Kamis (12/8/2021). Alat tersebut diberi nama Gelang Laron atau labelling quick response code name.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Alive menyampaikan ide membuat Gelang Laron itu terinspirasi dari gelang identitas jemaah haji. Gelang jemaah haji dilengkapi QR code berisi identitas, daerah asal, dan nomor hotel yang ditempati selama di Arab Saudi. Artinya, Gelang Laron bikinan Alive ini juga memanfaatkan QR code untuk melacak pergerakan.

Baca Juga: Gunung Merapi Erupsi, BPBD Boyolali Semprot Jalan Hilangkan Abu Vulkanis

“Awal ide Gelang Laron ini dari gelang haji. Sama-sama menggunakan QR code,” kata Alive saat menjelaskan ide membuat Gelang Laron, Kamis.

Alive mengaku ide tersebut muncul pada Mei 2021 kemudian mulai digarap serius pada Juni 2021. Dia mengawali dengan membuat prototype atau model awal menggunakan gelang yang dibeli dari pasar malam. Harga gelang itu Rp5.000 per buah.

“Lalu buat prototype kedua menggunakan alat 3D printing. Secara harga lebih mahal [gelang yang dibuat menggunakan 3D printing] kalau beli satuan. Tetapi kalau beli dalam jumlah banyak ya akan murah,” tutur dia.

Baca Juga: Satgas Karanganyar Ingin Ubah Pola Pikir Positif Covid-19 adalah Aib

 

Google Sheet

Gelang Laron prototype kedua berbahan serupa karet. Lama pembuatan Gelang Laron menggunakan 3D printing yakni empat jam. Gelang tersebut, lanjut Alive, akan dipasangi QR code berisi identitas si pemakai.

Awalnya Alive berpikir hendak menggunakan gelang itu untuk anak-anak korban bencana alam di lokasi pengungsian. Tetapi, dia berubah pikiran setelah melihat kondisi pandemi Covid-19.

“Konsep pertama untuk anak-anak korban bencana di pengungsian. Belakangan kasus pasien Covid-19 lebih banyak ketimbang korban bencana alam. Sehingga saya mengubah konsep menjadi gelang pemantauan pasien Covid-19 yang menjalani isoman di rumah,” jelasnya.

Baca Juga: Dine In 20 Menit di Sukoharjo Khusus Warung di Ruang Terbuka

Alive menyampaikan sudah melakukan uji coba alat tersebut kepada kerabat yang sempat terpapar Covid-19. Alive memanfaatkan layanan aplikasi Google Sheet yang dilengkapi dengan fasilitas spreadsheet. Database berubah identitas pasien Covid-19 yang menjalani isoman disimpan dalam spreadsheet tersebut.

“Untuk mengaktifkan alat itu membutuhkan identitas pasien yang menjalani isoman. Dari data itu diubah jadi kode QR dan ditempelkan ke gelang. Kita bisa tahu keberadaan pasien saat pasien men-scan kode QR melalui smartphone masing-masing,” ungkapnya.

Tentunya, hal itu dapat terealisasi apabila Alive bisa bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar maupun Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Karanganyar.

Baca Juga: Muhammadiyah Solo Suntikkan 1.500 Dosis Vaksin Kedua

 

Produksi Gelang Laron

“Ini masih butuh pengembangan. Saya berharap bisa kontak Dinkes. Sementara ini kan masih pakai Google Sheet. Ke depan saya pingin buat aplikasi sendiri yang bisa diunduh di Playstore. Alat ini bisa diproduksi massal. Saya membuat dua bentuk untuk anak-anak dan dewasa,” ujarnya.

Alive menjadi salah satu dari 37 peserta lomba Krenova Kabupaten Karanganyar. Sebanyak 37 peserta itu menghadirkan 41 inovasi. Inovasi lain, seperti mesin pengambil sampah otomatis hemat energi, pakan ikan otomatis tenaga surya, alat monitoring kualitas air untuk pemberdayaan kelompok pembudidaya ikan, dan lain-lain. Alive menyabet juara Harapan III pada ajang tersebut.

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mengapresiasi semua inovasi yang dihasilkan pelajar maupun masyarakat Karanganyar. Dia menyebut seluruh alat yang dihasilkan peserta Krenova aplikatif. Bahkan, dia menyebut akan memproduksi Gelang Laron.

Baca Juga: Persis Solo Terancam Tak Bisa Ikut Liga 2 karena Masih Nunggak Gaji Pemain, Ini Respons Manajemen Baru

“Akan kami terapkan, kami produksi yang bisa diproduksi. Tentunya dengan pendekatan kami. Bisa juga dilakukan dengan CSR BUMD. Misal, bikin gelang [Laron] untuk mendeteksi isoman. Saya kira itu bisa segera diterapkan. Keren-keren, anak-anak kami memang top-top,” ungkapnya.

Dia meminta dinas terkait segera berkoordinasi dan mengaplikasikan alat tersebut sesuai kebutuhan. Dia berharap Karanganyar bisa memproduksi Gelang Laron. Bupati optimistis teknologi itu bisa membantu upaya pemerintah menekan persebaran Covid-19.



“Yang gelang saya segera minta praktik. Itu akan memudahkan mendeteksi pergerakan isoman. Bisa digunakan untuk isoman di isoter maupun di rumah. Ini keren. Artinya mencegah supaya [isoman] betul-betul terpantau.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya