SOLOPOS.COM - Ilustrasi mahasiswa (Thesparkng.com)

Jumlah pelajar Indonesia yang kuliah di Eropa masih jarang.

Solopos.com, JAKARTA— Duta Besar (Dubes) Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend menyatakan jumlah pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di Eropa relatif kecil dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lain seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sebenarnya paradoks karena populasi Indonesia lebih besar dibandingkan negara-negara itu,” kata dia seusai membuka Pameran Pendidikan Tinggi Eropa (EHEF) di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (4/11/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Meski jumlah pelajar Indonesia yang berangkat ke Eropa terus meningkat yakni dari 6.300 orang pada 2016 menjadi sekitar 11.000 orang, Guerend menilai jumlah itu jauh di bawah jumlah pelajar dari negara lain. Fakta ini, menurut dia, tidak hanya terjadi di Eropa, tetapi juga di Amerika Serikat dan Australia.

Dia kemudian mengungkapkan salah satu faktor yang menyebabkan sedikitnya orang Indonesia belajar di luar negeri adalah luasnya wilayah dan populasi.

“Biasanya negara besar cenderung kurang terbuka kepada dunia. Tetapi bisa juga berkaitan dengan karakter orangnya atau sistem pendidikan di sini,” kata Guerend.

Mengacu kepada fakta itu, Uni Eropa menggelar EHEF ke-9 yang diikuti 138 lembaga pendidikan tinggi dari 14 negara Eropa. Tujuannya mendorong pelajar Indonesia tertarik lagi melanjutkan pendidikan di Eropa. Biaya studi yang sangat mahal jika dibandingkan dengan Indonesia, menurut Guerend, bukan alasan pelajar Indonesia tidak go international. Penyebabnya kini semakin banyak beasiswa dan fasilitas pembiayaan yang tersedia.

Program Erasmus+, misalnya, setiap tahun memberikan beasiswa kepada 1.600 siswa dan dosen dari Indonesia. Ada pula beasiswa dari pemerintah RI dan dari masing-masing negara anggota Uni Eropa. “Pasti ada kendala soal biaya, tetapi kan itu juga yang dihadapi pelajar dari Vietnam, Malaysia, dan Thailand. Bukan berarti karena alasan itu Anda tidak bisa menemukan cara untuk belajar ke luar negeri,” kata Guerend.

Mengutip pidato Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional IMF Christine Lagarde 2015 lalu di Indonesia, Guerend meyakini pemuda Indonesia sangat cerdas, dinamis, dan sangat berpotensi melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

“Saya sangat setuju saat Ibu Lagarde meminta anak muda Indonesia selalu percaya diri dan tidak takut menunjukkan diri mereka ke dunia. Sebenarnya mereka punya aset yang besar,” kata Guerend.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya