SOLOPOS.COM - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. (Independet.co.uk)

Solopos.com, MANILA – Filipina masih berjuang menghadapi peningkatan kasus infeksi virus corona Covid-19. Sang Presiden, Rodrigo Duterte tak mau berspekulasi melonggarkan pembatasan ketat di negaranya.

Politikus PKS: Comot WHO, New Normal Indonesia Tak Masuk Akal

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu kebijakan Filipina untuk mencegah penularan Covid-19 adalah dengan meliburkan sekolah. Duterte menyampaikan tak akan mengizinkan pelajar kembali ke sekolah sampai vaksin virus corona tersedia.

Tanpa vaksin, menurut Duterte, mengirim anak-anak ke sekolah sama dengan mengundang bencana. “Saya tidak akan mengizinkan pembukaan kelas-kelas di mana para siswa akan berdekatan satu sama lain,” ujarnya dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi, sebagaimana dilansir dari Aljazeera, Rabu (27/5/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

“Kecuali saya yakin mereka benar-benar aman, tak ada gunanya membahas pembukaan sekolah,” imbuhnya.

Pemudik ke Wonogiri Capai 59.593 Orang, Ratusan Sudah Balik ke Perantauan

Sebelumnya, Filipina sempat merencanakan pembukaan kembali kegiatan sekolah pada akhir Agustus. Namun, rencana ini masih terus dibahas pemerintah.

Namun Duterte mengatakan risikonya sangat besar mengirim kembali mereka ke sekolah. “Bagi saya, vaksin dulu. Jika telah ada vaksin, tak masalah,” ujarnya. “Jika tak ada yang lulus, ya biarkan.”

Covid-19 Filipina

Sampai saat ini belum ada vaksin yang tersedia dan pengobatan yang tepat untuk Covid-19 belum diketahui. Kendati para peneliti di seluruh dunia telah melakukan berbagai upaya mengembangkan vaksin, belum jelas kapan kandidat vaksin akan terbukti dan bisa didistribusikan dalam skala besar.

Tertular Ibu, Balita di Grobogan Positif Covid-19

Ada 14.319 kasus virus corona terkonfirmasi di Filipina sampai Senin, termasuk 873 kematian, menurut Departemen Kesehatan.

Tahun ajaran baru di Filipina normalnya dimulai dari Juni sampai April, tapi pemerintah mengundurkan sampai 24 Agustus karena meningkatkan kasus virus corona dan lockdown yang ketat.

Namun Departemen Pendidikan menekankan pembukaan sekolah tak selalu berarti tatap muka langsung di ruang kelas.

Mulia, Perantau Wonogiri Santuni 36 Anak Yatim Piatu

“Pembukaan fisik sekolah-sekolah akan tergantung pada tingkat keparahan risiko atau klasifikasi lokalitas,” kata Departemen Pendidikan saat mengumumkan tahun ajaran baru.

Dalam rangka mencegah keramaian di ruang kelas, departemen tersebut juga mengumumkan pembelajaran jarak jauh termasuk kelas online untuk tahun ajaran baru. Namun sayangnya, jutaan siswa di negara ini tak memiliki akses komputer di rumahnya, yang dibutuhkan saat mengikuti pelajaran online.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya