SOLOPOS.COM - Pemecah ombak di kawasan pelabuhan Tanjung Adikarto yang banyak dikunjungi wisatawan Pantai Glagah (JIBI/Harianjogja.com/Holy Kartika N.S)

Pelabuhan Tanjung Adikarto belum dapat difungsikan secara maksimal

Harianjogja.com, JOGJA — Pelabuhan Tanjung Adikarto kembali mangkrak. Rencana pembangunan ulang melalui redesain yang diusulkan oleh pemerintah DIY kemungkinan besar tidak dikabulkan oleh pemerintah pusat.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Baca Juga : Pelabuhan Tanjung Adikarto Masih Mangkrak, Sampai Kapan?

Kepala Bidang Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)  DIY Suwarman menjelaskan redesain yang disusunnya itu didasarkan pada prinsip efisiensi anggaran. Ia berharap, dengan adanya efisiensi itu, realisasi pembangunan bisa dipercepat.

Salah satu poin penting dalam redesain itu adalah digunakannya Geotube sebagai material utama tanggul pemecah ombak. Diklaimnya, penggunaan Geotube tersebut bisa menghemat anggaran hingga Rp100 miliar lebih. Hanya saja, hingga kini pemerintah belum juga menemukan cara terkait pemasangan piranti tersebut sebagai material utama tanggul pemecah ombak.

“Penghematan anggaran dengan penggunaan Geotube itu bisa mencapai lebih dari 30%. Sebelumnya anggaran mencapai Rp530 miliar, kini hanya Rp400 miliar saja,” akunya saat ditemui terpisah di kantor DKP DIY, Jumat (18/7/2017).

Usulan desain itu, diakuinya, sudah ia serahkan kepada pihak Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO). Pasalnya, berdasarkan rapat koordinasi terakhir, pihak BBWSSO lah yang mendapatkan mandat sebagai pelaksana teknis proyek yang sempat mangkrak sejak 2004 itu.

“Kabarnya, sampai sekarang pihak BBWSSO masih kesulitan mencari referensi terkait pemasangan Geotube itu,” tambah Suwarman.

Selain menggunakan Geotube sebagai material utama, dalam redesain itu, fasilitas pemecah ombak juga akan ditambah bentangan panjangnya. Jika panjang sisi timur yang sebelumnya 220 meter, nantinya akan diperpanjang menjadi 390 meter. Sedangkan di sisi barat, sebelumnya yang hanya 250 meter, ditambah menjadi 350 meter.

Geotube yang diklaimnya memiliki ketahanan hingga mencapai 80-100 tahun itu, kini sudah mulai banyak dimanfaatkan sebagai tanggul laut oleh beberapa negara maju. Di antaranya adalah Selandia Baru, Kanada, serta beberapa negara di Australia.

“Sayangnya, Geotube ini belum pernah dipasang di perairan Indonesia. Jadi agak susah mencari referensinya,” tutur Suwarman.

Tak bisa dipungkiri, keberadaan Pelabuhan Tanjung Adikarto itu sebenarnya memiliki peran yang sangat penting, khususnya terkait dengan pemberdayaan masyarakat pesisir dan nelayan. Jika pelabuhan tersebut beroperasi, diprediksi produksi ikan tangkap DIY meningkat lebih dari tiga kali lipat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya