SOLOPOS.COM - Ilustrasi buruh pabrik di Solo (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR - Sejumlah pekerja pabrik di Kabupaten Karanganyar yang dirumahkan karena wabah Covid-19 memilih menunggu bantuan dari pemerintah.

Hal ini diungkapkan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Forum Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (FKSPN) Karanganyar, Haryanto. Dia menyampaikan sejumlah rekannya terpaksa dirumahkan hingga batas waktu tidak ditentukan. Dia juga menceritakan kondisi perusahaan pemintalan tempatnya bekerja.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dosen Positif Covid-19 Asal Colomadu Karanganyar Dinyatakan Sembuh

Perusahaan mengambil kebijakan merumahkan sejumlah pekerja dan mengatur jadwal masuk pekerja secara bergiliran. Salah satu pertimbangan adalah kondisi usaha selama wabah Covid-19 dan kapasitas mesin.

Saat ini, rata-rata temannya yang dirumahkan tidak dapat mencari pekerjaan lain selama masa sulit. Mereka juga tidak bisa membuka usaha.

"Banyak dilema. Ada juga yang diliburkan karena mesin sudah full. Ada yang diatur jadwal masuk. Mereka yang dirumahkan itu mau mencari pekerjaan sulit. Buka lapangan usaha sendiri ya susah. Teman-teman di rumah saja sambil menunggu bantuan pemerintah. Kartu prakerja juga enggak pasti," tutur Haryanto saat dihubungi Solopos.com, Rabu (29/4/2020).

Disdikbud Boyolali Siapkan Skema Penerimaan Siswa Baru Di Tengah Pandemi Covid-19

Bantuan Pemerintah untuk Covid-19

Hal senada disampaikan salah satu pekerja pabrik di Kecamatan Jaten, Suyanto. Warga Kecamatan Jaten itu mengaku dirumahkan sejak Maret lalu. Salah satu penyebabnya adalah wabah Covid-19 dan kondisi perusahaan.

"Perusahaan kami itu mengalami kendala sejak Februari. Saya kurang tahu karena apa. Sejak itu kami sudah digilir jadwal masuk, dioglang. Lalu wabah ini datang. Maret itu merumahkan pekerja, termasuk saya," tutur dia saat berbincang dengan Solopos.com melalui telpon selular.

Yanto, sapaan akrabnya, mengaku masih menerima bayaran tetapi dihitung per hari. Dia mengaku masih bekerja dua kali dalam satu pekan. Setiap kali masuk, saya menerima bayaran utuh per hari. Tetapi, saat tidak masuk kerja, Yanto hanya menerima 25% dari honor yang diterima setiap hari.

Tambah Lagi, 2 Peserta Ijtima Gowa dari Karanganyar Positif Covid-19

"Sampai kapan begini, enggak tau. Sebelum ini gaji saya bulanan. Gaji yang saya terima saat ini tidak seberapa. Terus terang masih berharap bisa bekerja lagi. Situasi saat ini susah. Perusahaan kami bangkit lagi dan kami bisa bekerja lagi," ujar dia.

Dia berharap pemerintah segera mengucurkan bantuan bagi warga terdampak Covid-19. Yanto mengaku pernah diminta mendaftar kartu prakerja. Tetapi pendaftaran secara online tidak semudah yang dibayangkan. Berulangkali mencoba mendaftar selalu gagal.

Alumni Ijtima Gowa di Wonogiri Tak Jalani Rapid Test, Tapi...

"Pernah daftar tapi gagal. Di website itu ada perintah "silakan coba lagi beberapa jam kemudian". Saya coba daftar tiga kali selalu gagal. Pernah diminta mengumpulkan ke dinas tetapi ini disuruh mengulang secara online. Saya juga sudah didata dari desa. Katanya mau dapat BLT. Saya masuk kriteria pekerja yang dirumahkan. Semoga bantuan itu lekas terealisasi untuk menyambung hidup."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya