SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

Jumlah pekerja migran Indonesia asal DIY meningkat tajam dalam setahun

 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Harianjogja.com, JOGJA–Jumlah pekerja migran Indonesia asal DIY meningkat tajam dalam setahun. Namun, tenaga kerja yang dikirim belum berada pada level profesional. Mereka yang dikirim biasanya adalah pekerja yang masuk kategori low skill.

Dari data yang dimiliki Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DIY, pada 2015 jumlah pekerja migran asal DIY sebanyak 860 orang, lalu di 2016 jumlahnya menurun jadi 782, tapi setahun setelahnya, jumlahnya membengkak jadi 1.476 orang. Dari angka itu, 1.042 diantaranya merupakan tenaga kerja wanita (TKW).

Ekspedisi Mudik 2024

Sekretaris Disnakertrans DIY Sriyati mengatakan, DIY dalam beberapa tahun terakhir sudah tidak pernah mengirim TKW dengan kualifikasi sebagai seorang asisten rumah tangga. Hal ini merupakan mandat langsung dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X.

Menurutnya, pekerja migran asal DIY bekerja pada sektor formal. Hanya saja, mereka yang diberangkatkan ke luar negeri oleh dinas tenaga kerja masih dikategorikan sebagai pekerja dengan skil yang rendah.

Di luar negeri, para pekerja migran DIY biasanya bekerja sebagai petani, petugas kebersihan, operator produksi, pekerja manufaktur, pekerja konstruksi dan lain sebagainya.

“Ke depan kami akan melakukan peningkatan kemampuan terhadap PMI [pekerja migran Indonesia], baik yang pra maupun purna penempatan. Karena pekerja yang selama ini dikirimkan masuk kategori low skill,” ujar Sriyati melalui sambungan telepon, Senin (12/3/2018).

Peningkatan kemampuan calon pekerja migran akan mulai dilaksanakan pada 2019. Jenis pekerjaan yang akan ditingkatkan kemampuannya adalah perawat. Perawat dinilai punya pangsa pasar bagus di luar negeri. Selain itu, DIY juga menghasilkan banyak lulusan perawat.

Para perawat akan diberikan pelatihan selama sebulan dan diakhiri dengan uji kompetensi. Pada 2019, Pemda DIY menargetkan bisa mengirim 30 perawat profesional ke luar negeri.

“Setiap tahun akan kami tambah jumlahnya. Kalau fasilitasi berhasil, kami berharap masyarakat bisa berangkat secara mandiri. Untuk membuka jalan harus ada peran pemerintah dulu,” ucap Sriyati.

Ia menambahkan, selama ini bukannya tidak ada pekerja profesional yang bekerja di luar negeri. Hanya, biasanya tenaga kerja profesional asal DIY berangkat secara mandiri sehingga Disnakertrans DIY tidak memiliki data terkait hal itu.

Meskipun memiliki kemampuan yang tidak tinggi-tinggi amat, tapi pekerja migran asal DIY memiliki kontribusi? tersendiri bagi daerah. Sriyati menjelaskan, para pekerja itu akan membawa pulang modal berupa uang, kemampuan dan etos kerja. “Yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan SDM [sumber daya manusia?] DIY].”

Sekretaris Komisi D DPRD DIY Suwardi menyebut, pihaknya mendorong pelaksanaan beberapa program untuk menekan dan mengurangi pengiriman tenaga kerja berkemampuan rendah.

Program-program yang terus didorong pelaksanaannya adalah proyek padat karya, menciptakan tenaga kerja mandiri terdidik dan mobil training unit dalam rangka pengembangan usaha lokal supaya jadi produk unggulan.

“Program itu untuk menekan atau mengurangi [pengiriman tenaga kerja migran berkategori low skill]. Dan pada saatnya nanti DIY tidak lagi mengirim pekerja dengan kapasitas low skill,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya