SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pekanbaru–Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan kembali mengepung kota Pekanbaru. Pemerintah dinilai tidak pernah serius menangani bencana lingkungan ini.

Kota Pekanbaru, Senin (3/8), tampak diselimuti kabut asap tebal. Kondisi seperti ini sudah menjadi rutinitas tahunan di saat musim kemarau. Hal ini disebabkan banyak pihak melakukan kegiatan membakar hutan dan lahan untuk pertanian kelapa sawit.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Kabut asap ini sangat merisaukan warga, terutama mereka yang memiliki balita atau yang masih duduk dibangku sekolah dasar. Sebab, anak-anak paling rentan terserang penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

“Kalau terus menerus dikepung asap, anak-anak kita ini yang paling mudah terserang penyakit. Pemerintah tidak mau peduli dengan kondisi kita di Riau ini. Masak setiap tahun terus ada asap,” keluh Yuliansyah warga Pekanbaru.

Aktivitas kebakaran hutan dan lahan tidak lagi menjadi hal yang baru di Riau. Sudah 10 tahun kawasan hutan terus menerus dibakar oleh sekelompok orang-orang yang tidak bertanggungjawab.

“Pejabat kita baik pusat dan daerah hanya sibuk urusannya sendiri, urusan politik dagang sapi serta sederetan kepentingan kelompoknya. Tidak ada yang mau peduli kondisi kebakaran hutan di Riau ini. Pemerintah sudah menganggap hal sepele soal kebakaran hutan itu,” kata Direktur Tropika, NGO Lingkungan, Harijal Jalil.

dtc/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya