SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Trianto Hery Suryono/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Trianto Hery Suryono/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten mulai pekan depan akan menggelontor air bersih kepada 32 desa di empat kecamatan yang mengalami kekeringan seiring datangnya musim kemarau tahun ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Joko Roekminto, mengatakan dropping air itu menggunakan dana siap pakai yang sudah ditetapkan melalui pembahasan APBD Perubahan 2012 senilai Rp101 juta.

Dia mengakui hingga kini Pemkab Klaten belum menyalurkan bantuan air bersih kepada 32 desa yang sudah dinyatakan darurat kekeringan.  “Kemoloran dropping air itu disebabkan prosedur. Kami sudah mengajukan sejak awal Agustus lalu. Tetapi pekan depan dropping air sudah bisa dimulai,” ujar Joko saat ditemui wartawan di kompleks Sekretariat Daerah (Setda) Klaten, awal pekan kemarin.

Joko menjelaskan masing-masing desa akan mendapatkan 20 tangki air air bersih. Kendati dropping air dari Pemkab Klaten belum dilakukan, kata Joko, sejumlah perusahaan swasta maupun BUMD sudah melakukannya jauh-jauh hari.

Ke-32 desa yang ditetapkan sebagai darurat kekeringan itu meliputi 13 desa di Kecamatan Kemalang yakni Balerante, Bawukan, Bumiharjo, Dompol, Kemalang, Kendalsari, Keputran, Panggang, Sidorejo, Talun, Tangkil, Tegalmulyo dan Tlogowatu. Beberapa desa lain meliputi Sukorini (Kecamatan Manisrenggo), Jiwan, Ngemplak, Logede, Kanoman, Gemampir (Kecamatan Karangnongko), Kayumas, Bandungan, Bengking, Tibayan, Socokangsi (Kecamatan Jatinom), Sedayu, Mundu (Kecamatan Tulung), dan lain-lain.

Camat Jatinom, Anang Widjatmoko, mengatakan terdapat delapan desa di wilayahnya yang mengalami kekeringan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga harus membeli air bersih seharga Rp60.000/tangki. Anang menambahkan, dropping air bersih memang bisa meringankan beban warga tetapi dia menginginkan solusi yang berkesinambungan untuk mengatasi masalah kekeringan air di delapan desa itu.

“Kami menginginkan pengoptimalan program Pamsimas. Sejauh ini program ini belum maksimal. Selain membangun sumur dalam, warga juga perlu dibuatkan tempat penampungan dan perangkat untuk menyalurkan air ke rumah-rumah warga,” papar Anang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya