SOLOPOS.COM - Naga liong dalam Jogja Dragon Festival di jalan Malioboro, Kamis (13/2/2014) malam. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, JOGJA– Dragon Festival yang dilaksanakan di sepanjang Jl Malioboro mendapatkan apresiasi dari warga dan peserta.

Sang naga meliuk gagah. Beberapa kali badannya berkelebat cepat hingga mengaburkan corak sisiknya yang kehijauan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di tengah gerakan gesitnya, muncul sosok Bima yang datang. Sepintas kisah itu mirip dengan aksi Bima ketika berusaha menemukan air kehidupan Tirta Prawitasari. Bedanya di kolaborasi Liong dan Bima malam itu, keduanya justru menari bersama, sebelum mengakhiri aksi yang menyulut decak kagum ribuan pasang mata yang memadati Titik Nol Kilometer Jogja.

Aksi liong unik itu disajikan oleh kelompok Naga Selatan Jogja. Seakan tak cukup hanya dengan menyajikan kekompakan anggotanya dalam memainkan naga berukuran besar, mereka turut membawa sejumlah gunungan dan tokoh wayang Werkudara dalam ukuran raksasa. Alhasil terciptalah aksi kolaborasi yang menggabungkan budaya Tionghoa dan Jawa yang kental itu.

Penampilan Naga Selatan hanyalah satu dari 13 kelompok Liong yang ambil bagian dalam acara Jogja Dragon Festival (JDF) yang merupakan puncak Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY).

Tentu saja atraksi 13 naga yang berkarnaval di sepanjang Jalan Malioboro dan beraksi di Titik Nol Kilometer itu menarik minat warga.

Meski karnaval baru dimulai pukul 19.00 WIB, para pengunjung sudah menyesaki titik-titik di sepanjang jalan Malioboro, terutama di sekitar Ketandan dan Titik Nol Kilometer. Mereka menanti lewatnya rombongan karnaval yang menjadi pemuncak acara yang telah berlangsung sejak Senin (10/2/2014) kemarin.

Peserta memulai dari Taman Parkir Abu Bakar Ali. Peserta akan berhenti di sejumlah titik yang ditentukan untuk menunjukkan atraksinya.

Di panggung utama yang terletak di sekitar Titik Nol Kilometer hadir sejumlah tokoh. Di antaranya Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwana X. Selain itu nampak pula Menteri Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia, Roy Suryo, GBPH Yudaningrat dan puteri mendiang mantan Presiden Soeharto, Titiek Soeharto.

Seorang warga Jogja yang ikut berdesakan di depan gapura Ketandan, Ida Rahmawati mengaku rela berjubel demi menonton acara yang digelar setahun sekali. Ia bahkan sudah berada sejak sore hari.

Meski harus susah payah menahan posisinya di deretan terdepan, Ida mengatakan tak menjadi masalah demi event satu tahunan itu. “Jarang-jarang soalnya, sekalian anak saya juga belum pernah lihat karnaval naga, tahun lalu kelewatan soalnya,” ujar Ida.

Ketua Bidang Karnaval JDF, Subekti Saputro mengatakan jumlah peserta tahun ini mengalami peningkatan dari rencana semula. Awalnya hanya sembilan grup yang dijadwalkan tampil, namun ternyata ada penambahan peserta sebelum temu teknis digelar.

Dengan tambahan peserta menjadi 13 kelompok menurutnya makin menambah variasi atraksi yang dapat dinikmati penonton. “Apalagi penampilan liong ini dilombakan jadi penampilannya akan makin atraktif,” ujar Bekti.

Selain pawai liong, karnaval JDF ini juga diikuti paguyuban-paguyuban Tionghoa Jogja yang menyajikan kostum-kostum unik khas perayaan Imlek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya