SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir rob di Pekalongan, Jawa Tengah. (Antara Foto)

Solopos.com, PEKALONGAN – Kota Pekalongan, Jawa Tengah, yang berada di pesisir pantai utara Jawa diprediksi tenggelam pada 2036. Hal ini disebabkan penurunan muka tanah setiap tahun yang semakin parah.

Dikutip dari Okezone.com, Jumat (14/5/2021), Badan Geologi Kementerian ESDM mengungkapkan, terjadi penurunan muka tanah (land subsidence) sebesar 6 cm per tahun di pesisir Pekalongan. Hal ini dikhawatirkan akan semakin parah jika tidak ada penanganan yang tepat dari pemerintah setempat.

Promosi UMKM di Kawasan Pecinan Kya Kya Surabaya Kian Berkembang Didukung BRI

Setiap tahunnya rumah warga Pekalongan yang berada di pesisir pantai selalu terendam banjir rob. Rob terjadi karena kondisi geografis pesisir kepulauan Indonesia yang merupakan dataran rendah. Ditambah lagi dampak perubahan iklim serta penurunan muka tanah, dianggap sebagai faktor banjir laut tahunan yang mengancam keberlangsungan kehidupan warga yang tinggal di pesisir.

Baca juga: Gawat! Pekalongan Diprediksi Tenggelam dalam 15 Tahun

Dikutip dari Detik.com, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dodo Gunawan mengungkapkan kondisi geografis pesisir Indonesia ini yang membuat area tersebut rentan terhadap perubahan iklim.

Ancaman pesisir Indonesia termasuk Pekalongan tenggelam disebut sudah sampai pada tahap mengkhawatirkan. Kenaikan suhu global berimbas pada gunung es di kutub utara dan selatan, yang mencair dan mendorong kenaikan permukaan air laut.

Baca juga: Lebaran Tiba, Sudah Nemu Kaleng Roti Isi Rengginang Belum?

Penyebab Pekalongan Tenggelam

Sementara, estimasi penurunan permukaan tanah diperkirakan lebih drastis, berkisar antara 1-10 cm per tahun. Bahkan, di beberapa tempat, penurunannya mencapai 15-20 cm per tahun.

Faktor penurunan muka tanah, antara lain pengambilan air tanah yang berlebih karena bertumbuh pesatnya populasi dan infrastruktur dengan berat yang berlebih.

Selain itu, penurunan muka tanah juga terjadi karena konsolidasi natural atau terjadinya pemantapan tanah, yakni ada bagian yang terbentuk dari endapan lengkungan pasir-pasir halus yang kemudian mengeras.

Baca juga: Sosok Brilian! Uztaz Djuriono yang Meninggal Saat Khotbah Salat Id di Klaten Penemu Alat Penghilang Bau Busuk

Menurut Kepala Pusat Air Tanah Geologi Tata Lingkungan Andiani, penurunan muka tanah di Pekalongan bukan karena masifnya penyerapan air, tetapi karena kondisi tanah lunak di kawasan tersbeut dengan ketebalan mencapai 40 meter. Penurunan juga bukan disebabkan aktivitas tektonik.

Penurunan tanah ini merupakan salah satu ancaman bencana yang terjadi dalam waktu yang relatif lama (silent killer), namun berdampak cukup luas yang umumnya terjadi di wilayah-wilayah perkotaan, industri, dan pemukiman padat.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya