SOLOPOS.COM - KH Subchi (JIBI/googleimage)

Harianjogja.com, TEMANGGUNG—Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, akan mengusulkan tokoh perjuangan rakyat Temanggung pada masa perang kemerdekaan, KH Subkhi, mendapat gelar pahlawan nasional.

Wakil Bupati Temanggung Irawan Prasetiadi di Temanggung, Rabu (13/8/2014), mengatakan secara normatif berdasarkan aturan sebagaimana Pasal 25 dan Pasal 26 UU 20/ 2009 tentang gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan,KH Subkhi telah memenuhi syarat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Prosedur pengusulan harus ditempuh untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional pada KH Subkhi, maka sarasehan ini untuk mempertegas usulan tersebut,” katanya pada sarasehan kepahlawanan KH Subkhi di Graha Bhumi Phala Temanggung seperti dikutip Antara.

Narasumber pada sarasehan tersebut, yakni Prof Zaini Dahlan dari UII Yogyakarta, Prof Djuliati Suroyo (Undip), Anazom M Hum (UIN Walisongo Semarang), dan Letkol (purn) Soediran dari Dewan Harian Cabang 45 Temanggung.

Irawan mengatakan pengorbanan tokoh perjuangan terdahulu seperti KH Subkhi perlu diteladani generasi muda untuk mengisi kemerdekaan sehingga bangsa ini menjadi kuat dan tidak mudah tercabik. Generasi muda harus mau menggali nilai-nilai sejarah dan kepahlawanan.

“Kami berharap setelah KH Subkhi, nanti akan diusulkan tokoh lain untuk mendapat gelar pahlawan nasional, mengingat banyak tokoh di Temanggung yang pantas mendapat gelar tersebut, seperti Bambang Sugeng dan Muhammad Roem,” katanya.

Guru Besar Undip, Prof Djuliati Suroyo mengatakan KH Subkhi asal Parakan Temanggung berperan penting dalam mengobarkan semangat dan keberanian generasi muda kala itu melawan penjajah Belanda menggunakan senjata tradisional bambu runcing. KH Subkhi yang menjadi pencetus ide bambu runcing itu.

“KH Subkhi harus jadi pahlawan nasional, bukan hanya pahlawan dari Temanggung,” katanya.

Ia mengatakan, ribuan senjata pejuang diberi doa oleh KH Subkhi sebelum digunakan berperang.

KH Subkhi lahir di Kauman Parakan, Temanggung pada 1895. Dia adalah putera sulung dari KH Harun ar Rosyid, seorang penghulu masjid di Temanggung. Kakeknya berasal dari Melangi, Yogyakarta yakni KH Abdul Wahab yang pernah menjadi pengikut Pangeran Diponegoro melawan penjajah Belanda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya