SOLOPOS.COM - Wanita melindungi wajah dengan masker. (Freepik)

Solopos.com, JENEWA -- Sebuah pernyataan kontroversial muncul dari Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO Maria Van Kerkhove bahwa orang tanpa gejala atau OTG jarang menularkan Covid-19. Hal ini menyulut kontroversi mengingat belum ada kepastian soal peran OTG dalam penyebaran virus.

Pernyataan itu disampaikan Maria dalam konferensi virtual di Jenewa, Senin (8/6/2020) waktu setempat. Pernyatannya coba menegaskan kembali posisi kelompok kasus asimptomatik (OTG) berdasarkan laporan terperinci pelacakan kontak di berbagai negara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mayoritas Aset Tanah Tanpa Sertifikat, Sukoharjo dan 8 Kabupaten Disorot KPK

Sejak Februari, WHO sebenarnya belum melihat apakah OTG sebagai penyebab utama penyebaran Covid-19 atau jarang menularkan. Ketidakpastian itu menghambat upaya banyak negara untuk membuka kembali ekonomi yang terdampak karantina/lockdown.

Ekspedisi Mudik 2024

Kebingungan terjadi pada perbedaan faktor antara yang benar-benar OTG dan orang yang bergejala dalam menyebarkan virus corona.

Rekor Tertinggi Kasus Baru Covid-19 Jakarta, Anies Baswedan Bantah Ada Lonjakan

"Studi komprehensif tentang penularan dari OTG sulit dilakukan. Tetapi bukti dari pelacakan kontak yang dilaporkan negara anggota menunjukkan orang terinfeksi tanpa gejala jauh lebih kecil kemungkinan menularkan virus. Itu dibandingkan orang yang mengembangkan gejala." Pernyataan OTG jarang menularkan virus corona itu tertulis dalam pedoman WHO tentang penggunaan masker pekan lalu.

Orang yang pra-gejala mungkin bisa menularkan, kata WHO. Infeksi disebarkan melalui droplet yang keluar ketika bersin, batuk, berbicara atau bernapas.

Daftar 100 Negara Teraman dari Covid-19, Indonesia Posisi Buncit

Negara-negara di seluruh dunia telah mewaspadai pelonggaran pembatasan wilayah. Banyak negara takut bahwa OTG dapat menularkan patogen Covid-19 yang tidak terkendali di seluruh komunitas.

"Asimptomatik masih penting, terutama jika Anda ingin menurunkan tingkat virus ke tingkat penularan yang sangat rendah," kata Peter Collignon. Peter adalah seorang profesor kedokteran klinis di Australian National University Medical School di Canberra.

Pandemi Covid-19, Niat Warga Solo Menikah Tetap Tinggi

Sulit Identifikasi OTG

Peter merupakan penasihat pemerintah Australia tentang pengendalian infeksi. Mengidentifikasi kasus asimptomatik atau OTG sangat sulit, begitu pula memastikan mereka menularkan virus corona atau tidak. Karena itu Amerika Serikat dan negara-negara lain berupaya memperbanyak tes dalam mengukur seberapa luas penyakit itu telah menyebar.

Kota Wuhan di Cina baru-baru ini menyelesaikan pengujian terhadap 11 juta penduduk. Hal itu dalam rangka mengidentifikasi kasus untuk menghindari kebangkitan infeksi.

3 Hari Salatiga Nol Kasus Baru Covid-19, Pasien Sembuh 48%

Maria Van Kerkhove mengutip sejumlah laporan dari sejumlah negara yang melakukan pelacakan kontak. Laporan itu tidak menemukan bukti penularan sekunder. Artinya, kata Maria, laporan itu menunjukkan OTG jarang menularkan Covid-19. Karena itu dia menganjurkan semua negara fokus pada kasus simtomatik atau orang bergejala saja.

"Jika kita benar-benar mengikuti semua kasus simptomatik, mengisolasi kasus-kasus itu, mengikuti kontak dan mengkarantina kontak tersebut, kita akan secara drastis mengurangi transmisi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya