SOLOPOS.COM - HY Aji Wulantara dengan sepeda onthelnya di halaman Disbudpar Sleman (JIBI/Harian Jogja/Switzy Sabandar)

HY Aji Wulantara dengan sepeda onthelnya di halaman Disbudpar Sleman (JIBI/Harian Jogja/Switzy Sabandar)

Di tengah hingar bingar pembatasan penggunaan bahan bakar minyak (BBM), seorang pejabat di Pemkab Sleman memilih menggunakan sepeda untuk berangkat kantor yang jaraknya 14 kilometer dari rumahnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Laki-laki berseragam safari ini dengan enteng mengayuh onthel menuju kantor yang terletak di kompleks Pemkab Sleman sementara mobil dinasnya diistirahatkan di kediamannya.

Tanpa bermaksud mengurangi pengeluaran bulanannya apalagi mengkritisi kebijakan di sekelilingnya, pemilik nama lengkap HY Aji Wulantara ini memutuskan mulai Senin (10/9) kemarin sampai seterusnya akan menggunakan moda transportasi roda dua hemat energi ini.

“Tiba-tiba pagi hari saya berpikir ingin menggunakan sepeda saja untuk kendaraan berangkat dan pulang kantor,” paparnya saat ditemui Harian Jogja.

Sebagai satu-satunya pejabat eselon III di lingkup Pemkab yang pergi ke kantor dengan bersepeda, Aji, demikian sapaan akrab Kepala Bidang Peninggalan Budaya dan Nilai Tradisi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman ini, tidak sedikit pun merasa gengsi dan malu. Ia menegaskan merasa bangga dapat berbuat hal yang berbeda dan positif. “Bahkan saya merasa lebih disiplin,” tukas laki-laki kelahiran Jogja, 1 Desember ini.

Dia menceritakan, warga Tangisan, Banyurejo, Tempel ini menempuh perjalanan sekitar 14 kilometer dari rumah menuju kantor dan memakan waktu sekitar 30 menit. Jika berkendara dengan mobil dinas, lanjut kakek dari dua cucu ini, berkisar 15 menit. Namun, memakai sepeda membuatnya berangkat lebih awal agar tidak telat tiba di kantor.

“Pukul 06.30 WIB saya sudah berangkat dan masih punya waktu setengah jam di kantor untuk persiapan sebelum jam kantor 07.30 WIB,” sebutnya. Berbeda, sambung Aji, jika memakai mobil dinas T 120, dia baru akan berangkat dari rumah sekitar pukul 07.10 WIB dan terburu-buru agar tidak terlambat di kantor. Ia juga berencana untuk menitipkan mobil dinasnya di halaman kantor Disbudpar seusai renovasi gedung kantor usai dan menggunakannya sebatas mobilitas saat bekerja.

Kebiasaan bersepeda telah dilakoninya, sejak dua tahun terakhir. Tujuannya sederhana, demi kesehatan dan kebugaran semata. Ketika itu, ia menyadari pola hidupnya yang tidak sehat, seperti kerap pulang malam dan pola makan tidak seimbang, maka ia berkeinginan menjaga kesehatannya dengan berolahraga. Sepeda dipilih karena tidak membutuhkan banyak waktu khusus dan tidak bertarget.

“Semampunya saya dan tidak ngoyo,” ujar laki-laki yang pernah bersepeda sampai Solo di usianya yang mendekati kepala lima.

Secara pribadi, Aji mengaku sekadar menggugah kesadaran rekan sekerjanya agar mau menggunakan sepeda sebagai alternatif transportasi.

Namun, ia menyadari posisinya yang bukan sebagai pengambil keputusan, sehingga tidak berharap banyak dengan kebijakan bersepeda di lingkungan pemkab. “Sebenarnya sudah ada komunitas Speda di pemkab Sleman, hanya saja tidak kontinyu berkegiatan padahal bersepeda itu harus rutin,” ungkapnya yang memiliki lima buah sepeda di rumah.

Wasita, Kasi Dokumentasi dan Informasi Pariwisata Disbudpar Sleman, menambahkan berdasarkan pengamatannya selama ini, Aji merupakan satu-satunya pejabat eselon III di lingkup Pemkab yang menggunakan sepeda saat ke kantor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya