SOLOPOS.COM - Pendapa Pura Mangkunegaran Solo, Minggu (13/3/2022) atau sehari setelah jumenengan KGPAA Mangkunagoro X. (Solopos/Afifah Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — Kalangan pegiat sejarah Kota Solo meminta Bhre Cakrahutomo sebagai KGPAA Mangkunagoro X mampu menjaga eksklusivitas Mangkunegaran Solo sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa.

Tapi di sisi lain, mereka juga meminta jangan sampai upaya menjaga eksklusivitas itu ditafsirkan sebagai kekakuan. Pendapat tersebut disampaikan pegiat sejarah Kota Solo, Dani Saptoni, saat diwawancarai Solopos.com, Kamis (17/3/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ekslusivitas ini memang harus tetap dijaga, tapi ya harapannya tidak kaku lah,” ungkapnya. Ketua komunitas pencinta sejarah Solo Societeit itu berharap di bawah kepemimpinan KGPAA Mangkunagoro X, Mangkunegaran bisa lebih luwes berperan di tengah masyarakat.

Baca Juga: Fokus Urus Mangkunegaran Solo, Bhre Ngaku Belum Terpikir untuk Menikah

Ekspedisi Mudik 2024

Dia mencontohkan luwes itu yakni dengan memberikan akses ke warga. “Jadi semua orang bisa mengakses dalam bentuk-bentuk yang lentur. Misalnya ketika kami tur di Pura, lalu ada pihak Pura yang mengapresiasi. Misalnya dalam bentuk pemberian informasi, lalu bertukar wawasan,” urainya.

Dani mengakui selama ini Solo Societeit tak pernah mendapatkan kendala saat membuat tur atau jalan-jalan di Mangkunegaran. Tapi menurutnya belum ada peran dari Mangkunegaran dalam kegiatan tur sejarah tersebut.

“Peran Pura kan ndak ada. Istilahnya, ketika kami membahas sejarah Mangkunegaran dengan acara jelajah sekitar situ, kami tidak melibatkan Pura. Karena Pura ini sebagai sesuatu yang menyendiri atau eksklusif,” terangnya.

Baca Juga: Jadi Pemimpin Pura Mangkunegaran, Ini Program Prioritas Bhre

Ruang-Ruang Informasi

Apalagi, menurut Dani, banyak komunitas pegiat dan pencinta sejarah yang rutin menggelar tur atau wisata sejarah. Ketika pengelola Pura bisa lebih bersikap luwes dengan menyediakan ruang-ruang informasi tentu sangat bagus.

“Jadi lebih kepada menyediakan space-space untuk masyarakat bisa menggali informasi dan mengakrabi kebudayaan Jawa, sebagaimana hakikat Pura sebagai salah satu sumber kebudayaan Jawa selain keraton,” ujarnya.

Dani menilai upaya membumikan sejarah kepada generasi muda tidak kalah penting dengan pembenahan fisik lingkugan Pura. Keberadaan sosok Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai Mangkunagoro X sangat sentral.

Baca Juga: Tajir Melintir! Ini Daftar Aset yang Pernah Dimiliki Mangkunegaran Solo

Apalagi ia merupakan figur muda yang tahu betul bagaimana karakter dan orientasi generasi milenial. Artinya revitalisasi fisik Pura harus diimbangi dengan upaya pembangunan secara mental berupa membumikan Pura.

“Masyarakat memandang Keraton dan Pura sebagai sesuatu yang privilege, sesuatu yang wah, dan membuat canggung. Ini harus dibuat bisa memasyarakat, lebih lentur dengan kondisi situasional anak-anak muda,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya