SOLOPOS.COM - Ketua Yayasan Harmoni Warna Dunia, Muji Lestari, memberikan sambutan pada acara di PAUD Harmoni pada Kamis (24/10/2019). (Solopos/Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, KARANGANYAR - Yayasan Harmoni Warna Dunia bersama kader posyandu di Desa Pulosari, Kebakkramat, Karanganyar, terlibat upaya pencegahan stunting. Puluhan kader posyandu diundang pada kegiatan Orientasi Pencegahan dan Penanganan Stunting di PAUD Harmoni pada Kamis (24/10/2019).

Para peserta mendapatkan sosialisasi tentang stunting. Kementerian Kesehatan menjabarkan stunting sebagai masalah kurang gizi kronis yang disebabkan asupan gizi kurang dalam waktu cukup lama. Kondisi itu mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan anak lebih pendek (kerdil) dari standar usia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Puskesmas Kebakkramat II, Patria Bayu Murdi, menyampaikan data penanganan stunting di Desa Pulosari hingga Agustus 2019. Sebanyak dua anak mengalami stunting murni dan delapan anak menderita kurang gizi.

"Kami mendata bayi se-desa itu 349 bayi. Tetapi data yang sudah masuk ke Puskesmas Kebakkramat II baru 245 bayi atau 92,7 persen," kata Bayu, sapaan akrabnya, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis.

Dia mengakui bahwa butuh kerja keras memahamkan warga tentang stunting. Oleh karena itu, mereka menggandeng pihak swasta, Yayasan Harmoni Warna Dunia, terlibat pencegahan stunting. Dia menilai program kerja Yayasan Harmoni Warna Dunia sejalan dengan rencana kerja puskesmas.

"Kami mau lebih gencar lagi memahamkan warga tentang stunting. Dimulai dari kader posyandu. Kami perlu bantuan. Kebetulan dari Yayasan Harmoni Warna Dunia ada program tentang stunting," tutur dia.

Program yang dimaksud berkaitan dengan Yayasan Harmoni Warna Dunia adalah pendirian PAUD Harmoni. Salah satu kegiatan di PAUD Harmoni adalah pemeriksaan tinggi dan berat badan anak, pemberian asupan gizi, dan lain-lain. PAUD Harmoni hanya menerima anak usia dua tahun hingga tiga tahun.

Bayu berpendapat pencegahan stunting harus dimulai sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun. "Jangan sepelekan masa kehamilan hingga usia dua tahun. Gizi balita sejak masa kandungan sampai usia dua tahun perlu diperhatikan. Kami deteksi di Pulosari rawan. Makanya kami gandeng kader posyandu supaya menyampaikan ke masyarakat. Biar ada perhatian. Stunting terjadi karena tidak ada perhatian," tutur dia.

Dia berharap kerjasama dengan Yayasan Harmoni Warna Dunia menjadi proyek percontohan program pencegahan stunting. Program dimulai dari sosialisasi. Tujuan utama menjaga kualitas generasi penerus. "Ke depan bikin rencana tindak lanjut. Ini memahamkan dulu supaya satu tujuan. Sekaligus kami mengecek data bayi di sini. Dari data itu untuk merencanakan program lanjutan," ungkap dia.

Sementara itu, Ketua Yayasan Harmoni, Muji Lestari, menyampaikan harapan kegiatan tersebut dapat meningkatkan kapasitas kader posyandu. "Semoga sosialisasi ini bisa meningkatkan kapasitas kader. Mereka nantinya bisa memberikan sosialisasi ke warga untuk melakukan pencegahan stunting lebih dini. Selanjutnya kami akan bekerjasama dengan Puskesmas Kebakkramat secara kontinyu. Tujuan kami meningkatkan kualitas kesehatan di Desa Pulosari," tutur Muji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya