SOLOPOS.COM - XT Square Jogja (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, JOGJA-Pedagang kerajinan di pasar seni dan kerajinan XT-Square mengharapkan peran Pemerintah Kota Jogja untuk mendatangkan wisatawan ke pasar tersebut karena selama satu tahun beroperasi pasar tersebut masih sepi.

“Yang kami butuhkan saat ini adalah campur tangan pemerintah, misalnya membuat peraturan wali kota untuk mendesak manajemen agar bisa mendatangkan wisatawan khususnya wisatawan luar daerah ke pasar ini,” kata Ketua Paguyuban Pedagang XT-Square, Tri Harso Wibowo di Jogja, Sabtu (21/12/2013).

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Menurut dia, tanpa ada campur tangan dari pemerintah, dapat dipastikan kondisi pasar seni dan kerajinan tersebut tidak akan pernah bisa berkembang dengan baik, sehingga pedagang akan semakin malas membuka kios kerajinannya.

Pedagang berharap peran pemerintah tersebut bisa segera direalisasikan karena sudah mendekati libur panjang akhir tahun.

“Kami ingin melihat bagaimana kondisi XT-Square saat libur panjang akhir tahun ini. Saat ini, pedagang hanya bisa pasrah dan berharap. Banyak teman-teman pedagang yang sudah tidak membuka kiosnya karena tidak ada pembeli,” katanya.

Dari 260 kios yang ada di zona kerajinan, lanjut Tri Harso yang akrab disapa Kang Bedjo itu, hanya ada sekitar 40 kios yang masih rutin buka karena pemiliknya lebih memilih melakukan produksi kerajinan di rumah dari pada menunggu kiosnya.

Ia juga menyebutkan bahwa pengeloaan pasar seni dan kerajinan tersebut tidak dapat disamakan dengan pengelolaan pasar modern.

“Pasar ini adalah pasar khusus sehingga untuk memperbaikinya diperlukan perubahan sistem. Pengelola bisa belajar ke toko pusat oleh-oleh yang pasti ramai meskipun baru beroperasi sebentar,” katanya.

Upaya yang selama ini dilakukan manajemen dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan kesenian, lanjut Kang Bedjo, tidak efektif untuk meningkatkan jumlah pembeli di zona kerajinan.

“Kami membutuhkan wisatawan luar daerah. Jika mengandalkan warga lokal Jogja saja, tidak akan bisa mengangkat zona kerajinan,” katanya.

Himpunan Pramuwisata Indonesia Jogja yang telah membuka kantor di Komplek XT-Square belum mampu dimaksimalkan oleh pedagang karena pramuwisata tersebut tidak memberikan jadwal kedatangan rombongan wisatawan.

“Jika ada jadwal yang diberitahukan, maka pedagang akan bersiap-siap. Sudah dua kali ada wisatawan luar daerah yang datang, namun pedagang tidak diberi jadwal kedatangan rombongan,” katanya.

Padahal, lanjut dia, pedagang sudah siap memberikan kompensasi kepada pramuwisata yang mendatangkan pembeli ke pasar seni dan kerajinan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya