SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Sekitar 15 pedagang tanaman hias yang sebelumnya mangkal di Jl Tentara Pelajar atau pinggir Kali Anyar, Jebres, berharap bisa benar-benar beroperasi kembali di kios baru Pedaringan November ini.

Namun mereka menuntut adanya modal usaha kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Alasannya sekitar dua tahun terakhir para pedagang berhenti berjualan lantaran dilarang Pemkot. Janji Pemkot ihwal pembangunan kios baru bisa direalisasikan akhir tahun ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemkot Solo melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) mentargetkan pembangunan kios di depan Kompleks Pergudangan Pedaringan selesai, Selasa (23/11). Kepala BLH Solo, Sri Adhyaksa berharap penggarap proyek bisa menyelesaikan pembangunan sesuai target kendati hujan deras sering menjadi kendala.

Ekspedisi Mudik 2024

Sedangkan sejumlah pedagang tanaman hias mengaku tak sabar ingin segera berjualan kembali. “Dari 15 pedagang yang dulu berjualan di Kali Anyar, hanya dua orang yang masih berjualan. Sisanya sudah alih profesi lantaran tidak memiliki lahan berjualan. Jadi bila harus berjualan lagi akhir bulan ini mereka butuh modal awal,” ujar salah seorang pedagang tanaman hias, Theresia Murtiniwati, 48, saat ditemui Espos, Jumat (12/11).

Dia tidak menyebutkan nominal modal awal yang bisa diberikan kepada pedagang. Theresia hanya mencontohkan harga satu tanaman jemani Rp 25.000. Selain modal awal, dia menilai perlunya promosi kios oleh Pemkot Solo. Alasannya sudah lama pedagang tidak berjualan sehingga kehilangan pelanggan atau pembeli. “Untuk retribusi kami tidak ada masalah. Tapi yang perlu diperhatikan yakni promosi kios baru. Kami sudah kehilangan banyak pelanggan,” imbuhnya.

Sejak dilarang berjualan di bantaran Kali Anyar dekat Jembatan Kandang Sapi, Jebres, Theresia memilih berjualan di sisi lain Jl Tentara Pelajar. Langkah serupa dilakukan Komari, 70, yang berjualan tanaman hias di depan rumahnya di Jl Tentara Pelajar. Namun jumlah dan jenis dagangan Komari tidak sebanyak dulu, hanya pot dan beberapa jenis tanaman. Menurut laki-laki yang juga pengurus RT 3/RW 35 Kandangsapi, Jebres itu pemasukan dari berjualan tanaman hias tidak tentu.

Padahal dulu waktu masih berjualan di pinggir Kali Anyar yang telah disulap menjadi Taman Sekartaji, Komari bisa meraup Rp 500.000/hari. “Saat ini paling hanya Rp 10.000/hari. Bahkan sering dalam beberapa hari tidak ada pembeli satu pun,” terang dia.

kur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya