SOLOPOS.COM - Pedagang di pasar Wates mengeluhkan dampak diberlakukannya PPKM darurat di kabupaten Kulonprogo pada Selasa (6/7/2021). Kondisi pasar menjadi sepi dari pembeli. (Harian Jogja/Hafit Yudi Suprobo)

Solopos.com, KULONPROGO — Sejumlah pedagang di Pasar Wates mengeluhkan dampak diberlakukannya PPKM darurat di kabupaten Kulonprogo. Kondisi pasar menjadi sepi dari pembeli.

Salah satu pedagang yang ditemui di Pasar Wates bernama Isna, 24, warga Kulonprogo mengatakan sepinya pasar diperparah dengan adanya PPKM darurat. Padahal sebelumnya saja sudah sepi dari pembeli.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Keuntungan harian ya saat ini sekitar Rp100.000 – Rp200.000. Pasar sepi tidak ada yang belanja. Pedagang ada yang mutung [ngambek] imbas diberlakukannya PPKM darurat terus nutup lapak,” kata Isna pada Selasa (6/7/2021).

Baca juga: Layanan Disdukcapil Kulonprogo Kini Online, Begini Cara Mengaksesnya

Ekspedisi Mudik 2024

Kondisi Pasar Wates yang sepi, kata Isna, terjadi pasca diberlakukannya PPKM darurat. Penurunan omzet pedagang sembako ini terjadi hingga 60 persen. Pelanggan rata-rata didominasi oleh pembeli untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

“Semenjak diberlakukannya PPKM darurat aktivitas pasar ikut sepi. Sepinya pasar terjadi sejak hari kedua diberlakukannya PPKM darurat. Penurunannya ya sampai 60 persen,” kata Isna.

Pedagang lainnya yang ditemui di Pasar Wates yakni Ketut Ikasih, 50, warga Kulonprogo. Dia mengatakan penurunan omzet dialaminya semenjak diberlakukannya PPKM darurat di Bumi Binangun. Bahkan, penurunan omzet terjadi hingga 50 persen.

“Sejak diberlakukannya PPKM darurat. Yang beli sekarang hanya pedagang, karena rumah tangga itu kan sudah dapat bantuan. Jadi ya belinya hanya pedagang,” kata Ketut Ikasih yang akrab disapa Asih ini.

Baca juga: PPKM Darurat Bantul, Sejumlah Jalan Dilakukan Penutupan

Harga Komoditas Pasar Wates

Lebih lanjut, penjual komoditas ayam potong di Pasar Wates ini juga mengeluhkan soal melonjaknya harga ayam. Harga ayam potong saat ini mencapai Rp30.000 dari harga sebelumnya yakni Rp28.000. Harga ayam potong diakui oleh Asih sangat fluktuatif semenjak diberlakukannya PPKM darurat.

“Harapannya penerapan PPKM darurat ini gak usah terlalu lama lah. Kasian pedagang yang punya tanggungan. Gak dapat bantuan malah semuanya ditutup, terus makan apa nanti anak-anak,” kata Asih.

Baca juga: PPKM Darurat, Malioboro Jogja Gelap Gulita

“Nyuruh imun naik sekarang yang terjadi malah turun [imun tubuh]. Harga ayam jadi Rp30.000. Sebelum PPKM darurat hanya Rp28.000. Semenjak PPKM ini saya hanya jual dua kuintal daging. Sebelumnya tiga sampai empat kuintal,” tegas pedagang Pasar Wates Asih.

Bupati Kulonprogo Sutedjo sebelumnya mengeluarkan Instruksi Bupati nomor 17/INSTR/2021 yang mulai berlaku sejak tanggal 3 hingga 20 Juli 2021 mendatang. Imbas dari terbitnya instruksi tersebut adalah aktivitas masyarakat dibatasi. Tujuannya, agar penularan Covid-19 mampu ditekan dan kasus Covid-19 harian di wilayah kabupaten Kulonprogo juga ikut turun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya