SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Para pedagang Pasar Legi Solo yang terdampak kebakaran ramai-ramai mendatangi posko pengumpulan data yang dibuka Pengurus Ikatan Kekeluargaan Pedagang Pasar Legi (Ikappagi) Solo, Kamis (1/11/2018) pagi.

Posko itu dibuka untuk mendata pedagang terdampak kebakaran, Senin (29/10/2018) lalu. Para pedagang berdatangan membawa fotokopi surat hak penempatan (SHP) dan kartu tanda penduduk (KTP).  

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Kamis, pengurus Ikappagi mendata pedagang korban kebakaran dengan cara membuka posko pengumpulan data. Posko itu menempati Pos Satpam Pasar Legi atau lantai I Kantor Pengelola Pasar Legi. 

Setelah posko dibuka, para pedagang langsung mendatangi para pengurus Ikappagi. Mereka ramai-ramai ingin menyetorkan data fotokopi SHP dan fotokopi KTP yang telah dimasukkan ke dalam map kuning. 

Pengurus Ikappagi membuka posko pada jam kerja mulai pukul 10.00 WIB-15.00 WIB. Salah seorang pedagang Pasar Legi, Puji Lestari, 46, merasa tenang sudah mengumpulkan berkas fotokopi SHP dan KTP kepada pengurus Ikappagi. 

Dia menjelaskan alasan para pedagang diminta mengumpulkan fotokopi SHP dan data diri yakni untuk keperluan penyediaan pasar darurat dan pembangunan pasar baru. Ikappagi ingin membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengetahui jumlah riil pedagang Pasar Legi yang terdampak kebakaran. 

Dia pun yakin setelah ini Pemkot bakal mengupayakan penyediaan pasar darurat dan pasar baru bagi para pedagang Pasar Legi yang telah mengumpulkan data tersebut

“Kalau sudah numpuk berkas seperti ini, saya jadi tenang. Saya yakin pemerintah akan menindaklanjuti data pedagang itu. Kami yang sudah mengumpulkan SHP katanya jelas akan diberi tempat berjualan di pasar darurat dan pasar baru,” kata Puji saat ditemui Solopos.com setelah mengumpulkan berkas-berkas di sekretariat Ikappagi Solo, Kamis pagi.

Puji pasrah pada keputusan Pemkot mau membangun pasar darurat di mana. Dia hanya ingin pasar darurat tersebut secepatnya dibangun. 

Puji ingin bisa segera berjualan lagi guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Dia mengaku siap berjualan dari 0 (nol) lagi. Puji mengaku barang dagangannya yang disimpan di dua los lantai II Pasar Legi telah hangus dilalap api. 

Dia mengalami kerugian hingga Rp50 juta akibat kebakaran tersebut. Dia berencana meminjam uang ke sanak saudara untuk dijadikan modal berjualan di pasar darurat.

“Saya pinjam uang ke saudara saja. Belum berani kalau harus berutang ke bank. Saya takut tidak bisa membayar angsuran tepat waktu. Malah jaminan saya bisa melayang. Saya sebenarnya sempat membayangkan apa mungkin pemerintah bisa memberikan modal usaha? Tapi saya tidak berani untuk meminta hal itu mengingat pemerintah sudah mengupayakan pedagang bisa menempati pasar darurat. Belum lagi pemerintah masih memikirkan untuk pembangunan pasar baru,” ujar Puji.

Pedagang lainnya, Nano, juga merasa tenang setelah mengumpulkan berkas fotokopi SHP dan KTP. Dia berharap pedagang bisa segera memperoleh tempat berjualan pengganti di pasar darurat. 

Nano mengusulkan agar jumlah lapak yang diberikan kepada pedagang di pasar darurat bisa sama dengan jumlah lapak di pasar permanen. Atau jika tidak memungkinkan, pedagang yang memiliki los atau kios lebih dari satu setidaknya bisa diberi lapak lebih lebar di pasar darurat. Hal itu penting untuk mendukung penataan barang dagangan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya