SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Pedagang Pasar Legi Solo yang menjadi korban kebakaran pada Senin (29/10/2018) lalu bakal diberi tempat berjualan sementara (kios darurat) di Jl. Sabang, Kelurahan Setabelan, Banjarsari.

Masing-masing pedagang akan menempati lapak di Jl. Sabang dengan lebar 2 meter (m) dan panjang 4 m atau seluas 8 meter persegi (m2). Luas lapak tersebut ditentukan Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo. 

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dinas Perdagangan (Disdag) Solo mulanya bakal menyediakan lapak bagi pedagang dengan ukuran 1,5 m x 4 m. Namun Wali Kota menganggap lapak itu terlalu sempit. 

Dengan luas 8 m2, Disdag hanya bisa menyiapkan 200-an lapak sementara bagi pedagang di Jl. Sabang. Kasi Pengendalian PKL Disdag Solo, Aminto, mengatakan Disdag kini tengah mendata para pedagang Pasar Legi yang menjadi korban kebakaran. 

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Rabu (31/10/2018) pagi, Disdag mendata pedagang dengan cara mendatangi para pedagang yang nekat berjualan di seputaran Pasar Legi. 

Selain nama dan alamat, petugas juga menanyakan status kepemilikan SHP kepada pedagang.  Aminto menyebut Disdag terpaksa memprioritaskan pedagang ber-SHP untuk masuk pasar darurat mengingat lokasinya terbatas. 

Sementata pedagang los lain, termasuk pedagang pelataran bakal diberi tempat menyusul. Pemkot masih mencari tempat lain yang memungkinkan dipakai untuk pasar darurat.

“Tepi Jl. Sabang dirabat dulu. Setelah itu kami pasangi tenda bantuan dari Kementerian Perdagangan. Ada 100 tenda yang kabarnya bakal dikirim ke Solo untuk membantu para pedagang Pasar Legi,” kata Aminto saat ditemui Solopos.com di sela-sela pendataan pedagang Pasar Legi di Jl. S. Parman, barat Pasar Legi, Rabu pagi.

Aminto menyampaikan proses pencarian tempat untuk pasar darurat bagi pedagang Pasar Legi bukan hanya dilakukan petugas Disdag. Dia menyebut Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo juga terlibat dalam proses ini. 

Aminto mengatakan pedagang Pasar Legi yang menjadi korban kebakaran akan dibangunkan pasar darurat tidak jauh dari lokasi pasar. Dia membeberkan salah satu tempat yang telah dibidik Disdag untuk dijadikan pasar darurat lain, yakni kawasan Pasar Legi sisi timur. 

Disdag bakal mengoptimalkan tempat yang ada untuk menampung para pedagang yang menjadi korban musibah kebakaran.

“Kami sudah meminta kepada para pedagang untuk tidak berjualan di Jl. S. Parman maupun Jl. Sutan Syahrir setelah pukul 06.00 WIB. Hal itu kami lakukan agar keberadaan pedagang tidak mengganggu arus lalu lintas,” jelas Aminto.

Seorang pedagang pelataran di Pasar Legi, Ngadio, 56, berharap Pemkot mengizinkan para pedagang berjualan sementara di Jl. S. Parman. Jika pedagang tak boleh berjualan di Jl. S. Parman, Pemkot mesti menyiapkan tempat berjualan lain lebih dulu. 

Dia ogah pindah dari Jl. S. Parman sekarang jika tak diberi solusi tempat berjualan pengganti. Ngadio yang tak memiliki SHP keberatan jika Pemkot memprioritaskan pedagang ber-SHP untuk bisa berjualan di pasar darurat. 

Dia minta nasib semua pedagang yang menjadi korban kebakaran diperhatikan. “Kalau ada tempat berjualan resmi, saya siap untuk tidak berjualan di sini [Jl. S. Parman]. Saya terpaksa pindah ke sini karena belum bisa jualan lagi di dalam [pelataran Pasar Legi]. Sementara saya harus tetap berjualan agar bisa mendapat penghasilan,” terang laki-laki asal Kampung Bibis Kulon RT 002/RW 017, Kelurahan Gilingan, Banjarsari, tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya