SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, SEMARANG &mdash;</strong> Pedagang Pasar Rejomulyo alias Pasar Kobong mengancam mencabut retribusi mereka bagi Pemkot Semarang dengan memindahkan lokasi usaha ke Kabupaten Demak gara-gara Pasar Rejomulyo tak sesuai kebutuhan perdagangan grosir ikan segar. Menanggapi ancaman itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi justru mempersilkan relokasi usaha tersebut.</p><p>"Kami tidak akan membatasi warga negara Indonesia. Semarang <em>kan</em> Indonesia, Demak juga Indonesia," kata politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Hendi itu di sela-sela penyambutan rombongan peserta <em>Karnaval Paskah 2018</em> di halaman Balai Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (27/4/2018).</p><p>Namun, Hendi mengaku akan lebih senang jika pedagang ikan basah bisa menempati tempat relokasi yang sudah disediakan Pemkot Semarang, yakni Pasar Rejomulyo Baru. "Kalau masih mau di Semarang, Alhamdulillah. Kalau mau pindah ke Demak enggak apa-apa, Demak tetangga Semarang," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.</p><p>Sebelumnya diwartakan, sejumlah pedagang ikan basah di Pasar Rejomulyo yang lebih kondang dengan sebutan Pasar Kobong Semarang mengancam akan pindah ke pasar ikan di daerah Sayung, Demak jika Pasar Rejomulyo Baru yang menjadi tujuan relokasi tak disesuaikan dengan kebutuhan perdagangan ikan segar. Sudah lebih setahun perdebatan antara para pedagang dan Pemkot Semarang terjadi, dan pada kenyataannya wujud Pasar Rejomulyo Baru tak disesuaikan dengan kebutuhan pedagang.</p><p>Kini, sesuai koordinasi dengan Wali Kota Hendrar Prihadi, kembali muncul ultimatum Dinas Perdagangan Kota Semarang agar para pedagang Pasar Rejomulyo &nbsp;segera melakukan pembongkaran tempat berdagang mereka. Jika tidak, lapak pedagang yang omzetnya miliaran rupiah setiap malam itu tak bakal dialiri listrik lagi. "Kami sudah berkoordinasi dengan Wali Kota Semarang. Pemutusan listrik Pasar Kobong dilakukan pada 3 Mei 2018," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto.</p><p>Mengenai masih adanya pedagang di Pasar Kobong yang menolak pindah ke Pasar Rejomulyo baru, ia tidak mempermasalahkan, sebab sebagian besar pedagang sudah menempati pasar baru. Ia justru meminta pedagang grosir ikan segar di Pasar Kobong yang menolak pindah untuk belajar dan berkaca kepada para pedagang onderdil bekas pakai di bantaran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT).</p><p>"Lihatlah pedagang yang ada di Barito [bantaran Sungai BKT]. Mereka mau membongkar dan membangun sendiri kiosnya di tempat relokasi. Padahal, tempat relokasinya lebih jauh," kata Fajar Purwoto.</p><p>Sebagaimana dipublikasikan Kantor Berita <em>Antara</em>, Fajar Purwoto memaparkan betapa Pemkot Semarang sejatinya sudah membangunkan Pasar Rejomulyo Baru untuk relokasi pasar ikan basah di Pasar Kobong. Ia sebagaimana dikutip <em>Antara</em>, tak sedikitpun membahas inti persoalan yang mendasari penolakan pedagang tersebut.</p><p>Sebagaimana dicatat <em>Semarangpos.com</em> berdasarkan laporan <em>Antara</em>, awal tahun 2017 lalu, inti persoalan yang mendasari penolakan relokasi oleh pedagang itu adalah diabaikannya masukan pedagang kala <em>detail engineering design </em>(DED) atau perencanaan detail fisik disusun. Alhasil setelah selesai dibangun, wujud pasar itu tak sesuai dengan kebutuhan pedagang grosir ikan segar.</p><p>Luas los yang semula 40m2 atau lebih menyusut jadi 20 m2. Saluran air juga mengecil sehingga air dikhawarkan menggenangi los dan justru membahayakan pedagang. Areal bongkar muat barang juga tidak lagi mencukupi untuk truk yang biasa memasok ikan segar ataupun digunakan pembeli untuk mengangkut barang belanjaan mereka.</p><p>Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto bersikukuh kondisi yang tak sesuai kebutuhan perdagangan ikan segar itu bisa dibenahi belakangan. Pemkot Semarang enggan memperbaiki dulu pasar tak layak pakai itu sebelum memindahkan pedagang. "Apa yang diinginkan pedagang sudah kami benahi, lantainya licin sudah kami perbaiki, listriknya juga sudah, dan sebagainya. Tetapi, mereka masih ada yang menolak pindah," tukasnya.</p><p>Mengenai ancaman pedagang Pasar Kobong yang akan pindah berjualan di Pasar ikan Sayung, Demak, Fajar justru mempersilakan pedagang untuk pindah jika memang tidak mau ditata pemerintah kota setempat. "Kalau mereka tidak mau ditata, mau pindah katanya, ya, silakan. Mau pindah Demak, atau mana lainnya, silakan. Sebenarnya, itu hanya beberapa oknum yang mengancam pindah ke Sayung [Demak]," katanya.</p><p><em><strong><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</strong></em></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya