SOLOPOS.COM - Seorang pedagang melayani konsumen yang berbelanja sayuran di Pasar Demangan, Jogja, Senin (1/1/2018). (Harian Jogja/Rima Sekarani I.N)

Pasar tumpah di depan Pasar Demangan sebagai konsekuensi tingginya tingkat kunjungan orang yang berbelanja ke pasar tersebut

Harianjogja.com, JOGJA– Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Jogja, Nasrul Khoiri menilai keberadaan pasar tumpah di depan Pasar Demangan sebagai konsekuensi tingginya tingkat kunjungan orang yang berbelanja ke pasar tersebut.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Tingginya permintaan tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan fasilitas dan kapasitas pasar, sehingga pelaku ekonomi banyak yang berdagang di selasar pasar.

Menurut Nasrul, posisi tersebut membuat dilema Pemerintah Kota Jogja, “Kalau dibiarkan akan menimbulkan ketidakadilan, kalau diterima dengan ditarik retribusi juga diluar kewenangan, dan kalau dibersihkan akan mengganggu demand suplay,” kata Nasrul, melalui sambungan telepon, Selasa (23/1/2018).

Menurut Nasrul, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) perlu memetakan solusi. Ia menyarankan untuk solusi jangka pendek, misalnya dengan menata dan menarik retribusi yang nominalnya berbeda dengan retribusi pedagang di dalam pasar, membuka akses pintu timur pasar agar pedagang tidak hanya menumpuk di depan pasar atau bagian barat pasar.

Sementara untuk solusi jangka panjang, “Segera melakukan revitalisasi Pasar Demangan yang mengakomodasi perkembangan kebutuhan kapasitas yang lebih besar ,” ujar Nasrul.

Pernyataan Nasrul ini terkait dengan keluhan pedagang Pasar Demangan. Pedagang mengeluhkan banyaknya pedagang di depan pasar yang mengganggu akses keluar masuk pembeli. Selain itu keberadaan pedagang di depan pasar tersebut juga berpotensi mematikan pendapatan pedagang di dalam pasar.

“Kami mohon segera ditertibkan,” kata Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Demangan, Umi Suharto.

Umi menyebut ada lebih dari 30 pedagang di depan Pasar Demangan. Mereka semua pedagang tidak resmi yang berjualan mulai dini hari sampai pagi hari, sekitar pukul 09.00 WIB. Selain berpotensi menurunkan pendapatan pedagang di dalam, kata Umi, pedagang tidak resmi tersebut juga mengganggu arus lalu lintas Jalan Affandi.

Pihaknya sepakat Pasar Demangan diperluas. Selama ini pasar dengan luas sekitar 800 meter persegi itu belum pernah direvitalisasi, melainkan hanya tambal sulam kerusakan kecil, seperti talang bocor, perbaikan lantai, dan perbaikan toilet. Total kios yang ada di Pasar Demangan ada sekitar 500an. Sementara jumlah pedagangnya sampai 700an orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya