SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong> — Pedagang burung dan ikan di Pasar Depok, Manahan, Banjarsari, Solo, menggelar aksi menolak <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180814/493/934059/penangkar-dan-penghobi-burung-klaten-demo-tolak-permen" title="Penangkar dan Penghobi Burung Klaten Demo Tolak Permen">Peraturan Menteri</a> (Permen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor 20 Tahun 2018 tentang Satwa Dilindungi. Omzet mereka terpukul adanya Permen tersebut.</p><p>Aksi penolakan tersebut dilakukan dengan membubuhkan tanda tangan dan melepas ratusan burung kutilang dan pipit di depan pasar. &ldquo;Kami menolak keras Permen LHK Nomor 20 Tahun 2018. Permen tersebut tidak mendukung perkembangan usaha kecil di Kota Bengawan,&rdquo; ujar koordinator aksi Suwarjono saat ditemui <em>Solopos.com</em> di Pasar Depok, Selasa (14/8/2018).</p><p>Suwarjono mengungkapkan <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20111128/489/126219/revitalisasi-pasar-depok-pemkot-siapkan-rp-104-m" title="Revitalisasi Pasar Depok, Pemkot siapkan Rp 10,4 M">Pasar Depok</a> sebagai sentra jual beli burung, pakan burung, pengrajin sangkar burung terkena dampak akibat pemberlakuan Pemen LHK itu. Pedagang khawatir kalau Permen LHK ini dibiarkan akan berdampak bagi keberlangsungan nasib pedagang di Pasar Depok.</p><p>&ldquo;Ratusan pedagang di Pasar Depok setiap hari menggantungkan hidup dengan berjualan burung kicau seperti murai batu, cucak rowo, cucak hijau, jalak suren, kolibri, dan cucak jempol. Kami sekarang tidak bisa lagi bebas berjualan jenis burung itu,&rdquo; kata dia.</p><p>Ia menjelaskan komunitas burung berkicau juga ikut terkena dampaknya akibat Permen itu. Bahkan dampak pemberlakuan Permen itu pengunjung di Pasar Depok menjadi sepi. Bahkan pedagang yang berjualan burung seperti murai batu sekarang menjadi tidak laku.</p><p>&ldquo;Burung yang dilindungi dalam Permen masuk kategori burung yang mudah ditangkar. Seharusnya tidak masuk dalam Permen karena populasi burung berkicau tidak punah. Kami ini bukan pemburu burung, tetapi hanya pencinta burung berkicau,&rdquo; kata dia.</p><p>Ia berharap Kementerian LHK merevisi isi Pemen dengan tidak memasukkan jenis burung berkicau. Aspirasi pedagang ini rencananya berlanjut ke Jakarta. Namun karena ada Asian Games aksi di Jakarta ditunda sementara.</p><p>&ldquo;Kami melakukan aksi penolakan di daerah masing-masing dengan harapan ada revisi soal isi Permen itu,&rdquo; kata dia.</p><p>Pedagang <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20130115/489/368659/pengundian-kios-pasar-depok-rawan-konflik" title="Pengundian Kios Pasar Depok Rawan Konflik">Pasar Depok</a>, Arif, mengungkapkan aksi ini akan terus beranjut selama Pemen belum dicabut. Sebagian besar sudah mulai merasakan dampak Permen itu dengan menurunnya jumlah omzet penjualan burung berkicau.</p><p>&ldquo;Kalau Permen ini terus dibiarkan dampaknya banyak pedagang burung gulung tikar. Kami tidak punya pekerjaan lain selain berjualan burung berkicau,&rdquo; kata dia.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya