SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SUKOHARJO — Pedagang Pasar Bekonang menanti janji Pemkab Sukoharjo untuk memperbaiki atap pasar yang bocor dan permasalahan lain yang terjadi pascaperesmian bangunan pasar medio April lalu. Apalagi, saat ini Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sukoharjo telah diganti oleh pejabat baru.

Wakil Ketua Forum Komunikasi Pedagang Pakaian, Sandal dan Aksesori, Suwarto, mengatakan sejak peresmian pasar, pedagang sudah menyampaikan beberapa aspirasinya. Aspirasi tersebut di antaranya atap pasar yang bocor saat hujan, tidak adanya saluran air di lantai II pasar dan menjamurnya pedagang oprokan di saat hari pasaran. Terkait soal perbaikan bangunan pasar, Pemkab Sukoharjo berjanji akan memperbaiki dengan biaya APBD Perubahan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Pedagang di lantai II mengeluh karena sebagian atap bocor dan air masuk ke koridor kios. Pelaksana proyek tidak membangun saluran air tetapi justru membuat lubang kecil di beberapa sisi pasar,” tutur dia kepada Solopos.com. Ia juga mengatakan bahwa di lantai II tidak terdapat kamar mandi sehingga pedagang kesulitan untuk melakukan aktivitas mandi, cuci dan kakus (MCK). Ia mengaku sebelum pasar dibangun, sudah kerap menyampaikan argumennya kepada pihak Pemkab. Namun, pihak Pemkab tidak bisa menerima masukan tersebut karena proyek sudah melalui proses lelang.

“Sebelum dibangun kami sudah menyampaikan bahwa jika pasar dibangun dengan desain seperti itu pasti pedagang kalau panas ya kepanasan dan saat hujan kehujanan,” tukasnya. Ia mengatakan selama ini pedagang menggunakan kain terpal untuk menghalau sinar matahari. Selain itu, saat hujan, pedagang juga bekerja bakti untuk membersihkan air hujan dari koridor pasar.

Pedagang Oprokan
Selain permasalahan fisik bangunan tersebut, ia juga mengkritisi soal penataan pedagang. Ia mengatakan bahwa setiap hari pasaran Kliwon terdapat banyak pedagang oprokan yang berjualan di sekitar pasar. Hal itu dapat merugikan pedagang yang berada di dalam pasar terutama lantai atas. Ia juga berharap kios yang berada di lantai II segera diisi. Pasalnya, pedagang yang berada di sisi utara masih belum menggunakan kiosnya untuk berjualan. Sebagian dari mereka justru pindah dan berjualan oprokan.

“Kami meminta dinas mengawasi apakah pedagang sudah berjualan sesuai dengan izin atau belum karena sebagian pedagang di bawah masih berjualan sama seperti pedagang di lantai atas. Padahal, lokasi pedagang sudah diatur sesuai jenis barang dagangannya,” jelasnya.

Sementara itu, pedagang empon-empon, Vita, mengaku tidak terganggu dengan keberadaan pedagang oprokan. Pasalnya, mereka memiliki jenis barang dagangan tersendiri yang berbeda dengannya. Pedagang sayuran, Nur, juga berpendapat senada. Ia mengaku penjualan barang dagangan miliknya tidak terganggu kendati banyak menjamur pedagang oprokan di Pasar Bekonang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya