SOLOPOS.COM - Kios renteng di tepi Jl. Ahmad Yani, tepatnya di Kelurahan Karangtengah, Sragen, Minggu (12/1/2020). (Solopos-Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Sebagian pedagang di Kios Renteng Karangtengah yang membentang dari simpang empat Batuar-Pasar Nglangon, Sragen, menolak direlokasi. Mereka khawatir relokasi justru akan membuat usaha mereka merugi.

Sunardi, 41, pemilik dealer sepeda motor di Kios Renteng Karangtengah mengaku sudah mendengar kabar relokasi setelah mengikuti sosialisasi yang digelar Pemerintah Kelurahan Karangtengah belum lama ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Setelah mengikuti sosialisasi itu, sebagian pedagang keberatan direlokasi. Sebagian lagi bersedia asalkan mereka menempati kios dengan ukuran sama seperti kios yang mereka tempati saat ini.

“Ukuran kios kami itu 6x9 meter atau 54 meter persegi. Kalau dikasih dengan ukuran di bawahnya sedikit, itu tidak masalah. Tapi kalau dikasih dengan ukuran 4x4 meter, kami keberatan. Lebih baik kami tetap tinggal di sini,” ujar Sunardi saat ditemui di kios miliknya, Minggu (12/1/2020).

Selain minta kios dengan ukuran sama, pedagang juga meminta bisa menempati kios di lokasi baru dengan gratis. Pasalnya, para pedagang pada awalnya harus mengeluarkan uang untuk membeli kios yang mereka tempati pada saat ini.

“Total di sini ada 75 kios. Satu kios dijadikan balai RT. Sebagian pemilik kios itu ya tinggal di sini seperti saya. Jadi, kalau dipindah dari sini dan dapat kios yang lebih sempit, saya dan keluarga nanti mau tinggal di mana?” papar Sunardi.

Sunardi menjabat sebagai Ketua RT 004/RW 003, Kios Renteng Karangtengah. Dia mengakui sebagian pedagang sudah tinggal atau menetap di kios renteng bersama keluarga selama bertahun-tahun.

Bahkan, alamat yang tertera di KTP mereka adalah Kios Renteng Karangtengah. Jika kios mereka direlokasi, maka alamat itu harus dihapus dari KTP mereka.

“Kalau direlokasi, status alamat saya bagaimana? Kan tidak mungkin lagi pakai Kios Renteng karena akan dibongkar. Kalau harus cari rumah baru tentu butuh biaya yang tidak sedikit,” jelasnya.

Kios Renteng Karangtengah dipakai pedagang untuk berbagai usaha seperti kuliner, bengkel motor, bengkel mobil, dealer sepeda motor, bengkel sepeda angin, apotek dan lain-lain.

Terdapat tujuh dealer motor, tiga bengkel mobil dan dua bengkel sepeda motor di Kios Renteng Karangtengah. “Yang namanya dealer dan bengkel itu cocoknya di pinggir jalan. Kalau masuk pasar pelangganya akan lari,” paparnya.

Agus Purwanto, 55, pemilik bengkel sepeda motor mengaku sudah membuka usaha di Kios Renteng Karangtengah sejak 1975. Pada saat itu, hanya ada tiga kios di lokasi. Sementara Jl. Ahmad Yani yang berada di depan kios pada waktu itu masih berupa bebatuan terjal.

Agus merasa keberatan jika harus berpindah ke kompleks Pasar Nglangon dan Pasar Joko Tingkir yang baru akan dibangun pada 2020.

“Daripada dipindah, lebih baik kiosnya dibangun di bagian belakang kios ini. Tanah di belakang kios ini milik pemerintah kabupaten sehingga tidak perlu beli dari masyarakat. Tapi, sebagai warga biasa, kami tidak bisa berbuat apa-apa,” ucap Agus Purwanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya