SOLOPOS.COM - Seorang PKL memecah kelapa muda saat melayani permintaan pembeli di Jl Ahmad Yani, Nglangon, Karangtengah, Sragen Kota, Sragen, Minggu (29/8/2021). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Seorang pedagang kaki lima (PKL) di Jl Ahmad Yani, Sragen, Pujiyono, 61, mengaku kebanjiran permintaan kelapa muda dalam beberapa waktu terakhir.

Dalam sehari, kakek-kakek itu mampu menjual minimal 100 buah kelapa muda dengan penghasilan kotor mencapai Rp800.000/hari. Banyaknya permintaan kelapa muda itu diduga karena efek vaksinasi Covid-19. Setelah disuntik vaksin, banyak warga mencari kelapa muda yang dipercaya bisa mengurangi efek samping vaksin.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pujiyono saat berbincang dengan Solopos.com di lapaknya, Minggu (29/8/2021), mengaku saat masa pandemi Covid-19 permintaan kelapa muda justru naik. Banyak warga mencari kelapa muda setelah ikut vaksinasi.

Baca Juga: KKN UNS di Miri Sragen, Kelompok 342 Bikin Alat Hand Sanitizer Pijak sampai Peduli Literasi

Ekspedisi Mudik 2024

Ia mengatakan para pelanggan menyampaikan setelah minum air kelapa muda badan menjadi enak. Selain itu, Pujiyono menyampaikan para warga yang mengalami gejala Covid-19 juga bisa sembuh dengan minum air kelapa muda.

“Sebelum musim vaksinasi, dalam sehari laku 70-80 buah kelapa muda. Belakangan sejak adanya program vaksinasi dari pemerintah, permintaan kelapa muda naik. Dalam sehari minimal 100 buah selalu habis. Saya bersyukur banyak permintaan kelapa muda. Selama pandemi ini,” kata Pujiyono yang tinggal di Widoro, Sragen Wetan, itu.

Pujiyono bersyukur rezeki mengalir karena karena sejauh ini ia belum pernah dapat bantuan dari pemerintah. Hampir semua PKL dari simpang empat Batoar sampai Pasar Joko Tingkir belum ada yang dapat bantuan sembako. “Bagi saya tidak dapat bantuan tidak apa-apa yang penting jualan masih laku,” ujarnya.

Baca Juga: Memotret Kawasan Nglangon, Calon Pusat Bisnis Terpadu di Sragen

Harga Kelapa Muda

Pujiyono mulai berjualan kelapa muda sejak 2007. Bapak dua anak kembar itu awalnya coba-coba membawa 40 buah kelapa muda dan buka lapak dekat lampu merah Batoar. Saat itu, baru pukul 14.00 WIB kelapa mudanya sudah habis.

Akhirnya, Pujiyono jadi ketagihan berjualan dan terus bertahan hingga sekarang. Para pelanggannya banyak dari wilayah Gesi, Sukodono, dan sekitarnya yang bepergian ke Sragen Kota. Jl Ahmad Yani merupakan jalan yang menghubungkan wilayah Gesi dan Sukodono ke Sragen Kota.

Meskipun usia sudah lanjut, Pujiyono tetap berjualan sendirian. Terkadang anaknya membantu mengangkut tempurung dan kulit kelapa untuk dibuang. Pujiyono menjual satu buah kelapa muda dengan harga Rp10.000 dengan ukuran boleh memilih sesuka hati.

Baca Juga: Pemkab Sragen Gelontorkan Rp2,1 Miliar untuk Pengadaan Sembako Bagi Warga Miskin

Untuk satu gelas besar air kelapa muda dengan pilihan rasa gula jawa atau gula pasir, Pujiyono hanya menjual dengan harga Rp8.000/gelas. “Setiap hari bisa mendapatkan penghasilan kotor Rp800.000/hari. Kalau hasil bersihnya hanya Rp150.000/hari,” jelasnya.

Kelapa muda yang dijualnya dibeli dari dua orang tengkulak kelapa muda asal Gabugan Tanon dan Ringin Anom Sragen Kulon. Ia mengatakan juragan kelapa mudanya ada dua karena kalau hanya mengandalkan satu juragan tidak mencukupi. Saat penghujan, Pujiyono memilih tidak berjualan karena lakunya tak seberapa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya