SOLOPOS.COM - Aktivitas pedagang jamu dan empon-empon di Pasar Jamu Nguter, Sukoharjo, Jumat (15/4/2022). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Para pedagang jamu dan empon-empon di Pasar Nguter Sukoharjo mulai kebanjiran order dari para pelanggan khususnya luar Jawa menjelang Lebaran. Permintaan empon-empon masih tergolong tinggi kendati tak seperti awal masa pandemi Covid-19.

Selama ini, Desa Nguter merupakan sentra industri jamu di Kabupaten Sukoharjo. Terdapat puluhan perajin empon-empon baik berskala kecil, menegah, maupun besar. Guna memfasilitasi para perajin jamu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo membangun Pasar Jamu Nguter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seorang pedagang jamu dan empon-empon di Pasar Nguter, Rahayu, mengatakan sebagian besar permintaan empon-empon berasal para pelanggan setia di luar Jawa seperti Lampung, Medan, Balikpapan hingga Makassar. Pesanan dari para pelanggan segera dikirim sebelum Lebaran.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Sukoharjo Dijuluki Kota Jamu

“Ada juga pesanan dari penjual jamu di wilayah Jakarta dan Jawa Barat. Biasanya, mereka mengambil produk jamu dan empon-empon saat pulang ke kampung halaman pada beberapa hari menjelang Lebaran. Rata-rata penjualan jamu dan empon-empon meningkat sekitar 10 persen,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (15/4/2022).

Saat awal masa pandemi Covid-19, tingkat permintaan empon-empon di Pasar Nguter Sukoharjo melonjak berlipat ganda. Masyarakat memburu empon-empon yang berkhasiat menjaga sistem imun tubuh dari paparan virus. Dengan meminum ramuan herbal itu, kesehatan tubuh lebih terjaga.

Baca Juga: Emak-Emak Trangsan Sukoharjo Bikin Jamu dengan Nama Unik, Wedang Jancuk

Harga Stabil

Kini, permintaan empon-empon masih tinggi kendati tak seperti awal masa pandemi Covid-19. “Masih banyak masyarakat yang mencari jahe, temulawak dan kencur setiap hari. Mungkin karena pandemi Covid-19 belum berakhir. Masyarakat ingin menjaga imunitas tubuh dengan mengonsumsi minuman herbal,” ujarnya.

Harga jahe dan empon-empon di Pasar Nguter Sukoharjo cenderung stabil. Harga jahe emprit dibanderol Rp17.500 per kg-Rp20.000 per kg. Sedangkan harga jahe merah masih di atas Rp30.000 per kg. Begitu pula harga tanaman obat lainnya seperti kencur Rp15.000 per kg-Rp20.000 per kg, temulawak Rp7.500 per kg dan kunyit Rp5.000 per kg.

Baca Juga: Nongkrong Sambil Minum Jamu Di Kafe Jamu Nguter Sukoharjo

Ketua Koperasi Jamu Indonesia (Kojai) Sukoharjo, Suwarsi Moertedjo, menyatakan kini menimum jamu sudah menjadi gaya hidup masyarakat modern. Mereka meminum jamu secara rutin guna menjaga kebugaran dan imunitas tubuh. Hal ini berimplikasi pada tumbuhnya industri jamu di berbagai daerah.

Jumlah pengrajin jamu makin bertambah seiring dengan tingginya permintaan jamu herbal. “Jumlah penjual jamu gendong asal Nguter lebih dari 1.000 orang. Mereka tersebar di setiap daerah di Tanah Air. Sementara pengusaha jamu skala menengah hingga besar berjumlah sekitar 100 pengrajin. Saya berharap eksistensi jamu terjaga sebagai warisan budaya Indonesia,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya