SOLOPOS.COM - Ilustrasi spanduk warung olahan anjing di Kota Solo. (Youtube)

Solopos.com, SOLO — Pedagang kuliner daging anjing atau gukguk sudah ada sejak lama di Kota Solo. Meski banyak pro dan kontra terkait kuliner ini, peminat daging anjing masih relatif banyak di kota ini.

Penjualnya pun tidak pernah surut, meskipun selalu digempur imbauan ataupun larangan dari pemerintah mengenai perdagangan dan konsumsi daging anjing. Berdasarkan data Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI), di Solo ada 80-an penjual daging anjing.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hasil penelusuran Solopos.com, banyaknya peminat menu kuliner daging anjing di Solo selain karena harga yang terjangkau juga tak lepas dari klaim para pedagang bahwa daging itu memberikan khasiat tersendiri. Daging anjing diyakini bermanfaat untuk kesehatan dan vitalitas tubuh.

Hr, salah satu pedagang daging anjing di Banjarsari, Solo, mengklaim daging anjing sangat enak jika diolah menjadi makanan yang pedas. Menurutnya, keunggulan daging anjing adalah teksturnya yang mirip daging sapi tapi lebih sedikit lemak.

“Paling enak dan mudah emang dibuat rica-rica atau tongseng, pokoknya yang pedas sama kalau bisa yang rasanya kuat. Soalnya dagingnya empuk, rasanya juga mirip daging sapi tapi harganya lebih murah. Tapi kualitas dagingnya tergantung juga saat dipotong bagaimana. Soalnya kalau salah motong, rasa dagingnya amis, kalau sudah begitu menghilangkannya susah,” ulasnya, Rabu (31/8/2022).

Baca Juga: Praktik Perdagangan Daging Anjing di Solo: Dipukul Dulu Baru Disembelih

Mengenai alasan peminat daging anjing tetap banyak di Kota Solo, menurut Hr, tidak lepas dari kultur dan rasa yang ditawarkan. Harga juga menjadi alasan penggemar daging anjing masih banyak di Solo.

“Orang sini sudah makan daging anjing dari zaman londo [penjajahan Belanda], turun temurun ya anak-anaknya dikenalkan mengenai daging anjing ini, cara makannya gimana atau belinya di mana, dulu malah daging anjing dijual di pasar per kilogram terus diolah sendiri di rumah,” ucap pedagang daging anjing di Solo yang kini berjualan bersama istrinya itu.

Turun Temurun

Hr mengklaim daging anjing juga bisa membuat badan lebih bugar. Menurutnya, konsumen yang merasa tidak enak badan, bisa langsung merasakan efek dari daging anjing ini.

Baca Juga: Ini 4 Jalur Distribusi Perdagangan Anjing di Solo

“Habis makan pasti di badan rasanya kan panas, itu yang bikin orang-orang suka, karena langsung segar. Tidak jarang juga ada yang datang badannya lemas, begitu makan langsung bergas, sehat,” ucap pria berusia 50 tahun ini.

Pedagang olahan daging anjing lainnya di Solo, Sm, yang juga berjualan di daerah Banjarsari, menjelaskan hal serupa. Baginya daging anjing adalah pengganti daging sapi dan sudah berlangsung secara turun-temurun.

Bahkan ada yang menjadikan kebiasaan makan daging anjing untuk kesehatan dan vitalitas. “Sudah jadi budaya [makan daging anjing] dari dulu sudah diajari sejak saya masih anak-anak yang dikenalkan karena bapak dulu jualan,” ujar Sm yang mengaku pernah berjualan di sekitar Kelurahan Sumber.

Baca Juga: Investigasi Perdagangan Anjing di Solo, Anggota DMFI Ngaku Kerap Diintimidasi

Sm juga menyebutkan budaya mengonsumsi daging anjing sulit untuk dihilangkan karena harga yang relatif sangat terjangkau dan rasanya juga enak. “Susah kalau mau dihilangkan wong sudah turun temurun, sekarang seporsi harganya cuman Rp25.000, bandingke sama makan daging sapi yang bisa sampai empat kali lipat seporsi,” ucap Sm.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya