SOLOPOS.COM - Pedagang di Pasar Pengging Boyolali, Istiqomah, 55, menunjukkan stok minyak goreng di tokonya yang masih banyak, Selasa (1/2/2022). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Para pedagang di pasar tradisional Kabupaten Boyolali menjual minyak goreng dengan harga yang belum sesuai harga eceran tertinggi atau HET yang ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag). HET tersebut berlaku mulai Selasa (1/2/2022).

Kemendag menetapkan HET per liter untuk minyak goreng curah di pasar dengan harga Rp11.500. Kemudian minyak goreng kemasan sederhana dengan harga Rp13.500, dan minyak goreng dengan kemasan premium Rp14.500.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Namun, berdasarkan pantauan Solopos.com di Pasar Pengging Boyolali, pedagang masih menjual minyak goreng dengan harga Rp19.000 hingga Rp20.000 per liter.

Baca Juga: Penyebab Minyak Goreng Rp14.000 Sulit Diterapkan di Pasar di Boyolali

Salah satu pedagang di Pasar Pengging, Istiqomah, 55, mengatakan harga minyak di tokonya belum sesuai HET karena belum mendapat setoran minyak goreng bersubsidi. “Kalau di toko saya belum dapat subsidi, ya jualnya masih tinggi, masih Rp19.000 dan Rp20.000 karena belum ada minyak subsidi,” jelas Istiqomah kepada Solopos.com, Selasa (1/2/2022).

Ia mengatakan harusnya minyak ditarik dulu dan pedagang diberi minyak dengan harga subsidi. Istiqomah kemudian memperlihatkan stok minyaknya yang masih banyak.

“Distributor ini belum narik minyaknya, ini masih banyak stok saya, masih dengan harga lama juga. Kami di pasar Pengging belum dapat subsidi. Harusnya kan minyaknya ditarik, kalau ditarik kan kami bisa jual harga murah, karena nggak ditarik jadi kami masih harga lama,” jelasnya.

Baca Juga: Curhat Bakul Boyolali Capai Ditanya Harga Minyak Goreng oleh Pembeli

Jumlah Pembeli Menurun

Saat ditanya mengenai informasi HET minyak goreng yang ditetapkan Kemendag, Istiqomah mengaku sudah mengetahui informasi tersebut. “Sudah tahu, tapi yang nombok siapa kalau saya pakai harga yang ditetapkan itu? Ini juga minat beli masyarakat sudah menurun, mereka jelas milih yang lebih murah,” ungkapnya.

Istiqomah berharap harga minyak segera stabil. “Harapannya juga jangan hanya toko ritel yang dikasih harga murah, tapi pasar belum. Lha mesti pembeli lebih milih yang murah. Harusnya kalau ditarik, ya semua ditarik. Jadi adil,” harapnya.

Sementara itu pedagang yang lain, Semi Saminah, 60, mengatakan harga minyak goreng yang masih mahal membuat pembelian di warungnya makin menurun. Ia mengaku tidak tahu menahu keputusan Kemendag terkait HET minyak goreng di pasar.

Baca Juga: Ludes! Minyak Goreng Rp14.000 per Liter di Boyolali Diserbu Pembeli

“Di sini minyak masih harga kisaran Rp19.000 hingga Rp20.000, itu membuat pembelian juga semakin sedikit. Terus distributor juga belum ada kabar terkait penarikan,” kata Semi.

Sama dengan Istiqomah, Semi berharap harga minyak dapat terkendali dan dapat kembali ke harga murah yang lama. “Kasihan yang jualan gorengan juga, kan diambil dari minyaknya sudah segitu, mahal, apalagi masyarakat di kondisi saat ini yang serba mahal. Kalau minyak terlalu mahal nanti masyarakat menjerit,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya