Solopos.com, LAMONGAN — Bau wangi sambal terasi dan lele goreng menggoda perut saat melaju dengan sepeda motor di Jl Slamet Riyadi Kota Solo, Jawa Tengah, pada malam hari. Aroma harum yang menusuk hidung itu berasal dari trotoar yang dipadati penjual Pecel lele Lamongan dan nasi goreng. Mulai dari Flyover Purwosari hingga ke patung Slamet Riyadi di Gladak, ada lebih dari 10 warung tenda pecel lele yang ramai dikunjungi pelanggan.
Setiap warung tenda itu memiliki rezeki masing-masing, karena meski berdekatan lokasinya, tidak ada warung yang terlihat sepi. Semua pemilik warung sibuk melayani pelanggan yang menunggu pesanan diantarkan. Begitu dahsyatnya kuliner penguasa jalanan malam yang satu ini. Tetapi, meski begitu laris di luar kota, pecel lele menjadi pantangan bagi warga aslinya.