SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sejak enam tahun terakhir atlet catur di Gunungkidul mulai menjamur, terutama sejak bergulirnya satu pecatur junior Lintang Wulandari yang saat ini mampu mendulang emas di tingkat ASEANn. Lintang yang saat ini duduk di kelas satu SMA 1 Wonosari sudah sejak kelas IV SD Negeri IV Grogol Karangmojo menjadi masternya catur.

Ketua Pengkab Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Gunungkidul, Bambang Sutrisno kepada Harian Jogja Express, Minggu (24/7) mengaku jika Lintang menjadi salah satu motor penggerak sejumlah anak lain untuk mengikuti kegiatan catur. Selain itu sejak dua tahun terakhir sejumlah sekolah terutama tingkat SD dan SLTP juga mulai memiliki kegiatan ekstrakurikuler catur.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Memang saat ini mulai banyak sekolah yang memiliki ekstra kegiatan catur, saya pikir ini merupakan indikasi untuk berkembangnya catur di Gunungkidul,” terang Bambang saat menggelar lomba catur antar atlet se-Gunungkidul di Bangsal Sewokoprojo, kemarin.

Dalam gelaran lomba bersifat umum tersebut diikuti sedikitnya 40 atlet catur berbagai umur yang berasal dari Gunungkidul. Mereka bertanding dalam dua kategori anak dan umum. Uniknya untuk kategori umum tidak ada batasan umur, sehingga anak-anak bisa bermain dengan orang dewasa. “Untuk meningkatkan rasa percaya diri anak sebenarnya,” ujarnya.

Bambang berharap sejumlah kegiatan yang dilakukan Percasi Gunungkidul memberikan dampak positif bagi anak maupun remaja untuk bermain catur. Pasalnya catur tergolong permainan paling murah dan dapat diakses oleh semua kalangan.
Bambang mengakui masih terdapat kendala dalam pengembangan atlet catur terutama anggapan orangtua yang menilai kegiatan catur tergolong membuang waktu. “Kadang ada orangtua yang menganggap bermain catur membuang waktu, sehingga orangtua tidak mensupport anaknya.

Sementara menurut Sudiro yang juga orangtua Lintang, bermain catur mampu mengasah otak dan mengendalikan emosional anak. Maka tak heran guru yang juga mengajar ekstrakurikuler catur ini selalu meluangkan waktu untuk bermain catur dengan putrinya.

“Saya tidak memposisikan sebagai pelatih ketika bermain dengan dia [Lintang] tetapi bagaimana saya bisa memberikan pencerahan sehingga strategi dia berkembang,” ungkapnya.(Wartawan Harian Jogja Express/Sunartono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya