SOLOPOS.COM - Grup musik humor Pecas Ndahe saat tampil di pentas ulang tahun mereka ke-27 secara daring dan luring terbatas di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Kamis (17/12/2020) malam. (Istimewa/ Dok. Pecas Ndahe)

Solopos.com, SOLO -- Film pendek berisi parodi aksi kejahatan yang dilakukan personel Pecas Ndahe membuka pentas ulang tahun mereka ke-27, Kamis (17/12/2020) malam. Tak berapa lama, scene bergeser. Para punggawa grup humor asal Solo ini sudah berada di dalam sel dengan seragam khas narapidana yakni baju putih motif garis horizontal.

Tak kunjung dibukakan pintu ke luar, Doel cs pun berulah. Kocrit yang berada di barisan depan protes pada temannya. Dia mengeluhkan minimnya fasilitas dengan gaya banyolan. “Aku minta tolong. Penjaraku tidak standar, ada tulisan toilet di dalam tapi gayung di luar. Hla gimana, yen cewok mancal-mancal [kalau cebok susah],” kata dia disambut ger-geran penonton luring terbatas di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Kamis malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Melihat tingkah teman-temannya semakin tidak jelas, Nurul, yang berada di luar penjara pun terpaksa membebaskan. Sumringah, Doel, Si Max, Pendek, Yoi, Kocrit, dan personel lain langsung memegang alat musik masing-masing untuk menghibur penonton.

Suami Inul Daratista Cukur Kumis, Adam Suseno Dibilang Mirip Gofar Hilman

Namun sebelum mulai pentas, mereka memberondong personel lain, Wisik dengan rentetan pertanyaan. Wisik yang bingung pun jadi bulan-bulanan rekannya. “Kowe nyanyi sek [kamu nyanyi dulu],” kata Doel. “Anu,” sahut Wilis spontan. “Anu terus kowe kuwi. Heh kowe apa bar mangan pecel? Untumu kuwi lo abang. [Anu terus kamu itu, apa kamu sehabis makan pecel, gigimu itu hlo merah],” bully Doel pada Wilis.

Doel kembali slengekan sembari melontarkan lawakan khasnya. “Anu, meh nyanyi apa kowe [mau menyanyi apa kamu?],” tanya Doel lagi. “Heh?,” sahut Wilis. “Halah kowe iki hah heh hah heh wae,” sahut Doel dengan gaya santai. Disusul riuh tawa dan tepuk tangan penonton luring.

Konsep Baru

Bukan Pecas Ndahe jika tak ada plesetan lagu baru. Seperti biasa, malam itu mereka menyanyikan beberapa lagu remix yang isinya parodi. Max Baihaqi membawakan lagu Jealous yang biasa dinyanyikan Labrinth. Temaram lampu dan gayanya yang muram seolah menjiwai narasi cemburu dalam tembang tersebut. Namun di tengah nyanyi tiba-tiba musiknya diganti dengan aransemen lagu Kangen Nickeri ciptaan Didi Kempot. Ditambah lagi lagu dolanan bocah berjudul Sluku Sluku Batok.

Di penghujung pentas, Hati Yang Kau Sakiti milik Rossa digabungkan dengan lagu Bahasa Jawa berjudul Bunga karangan Thomas Arya. Tak lupa, mereka membawakan judul andalan Little Poni yang sering dinyanyikan tiap pentas.

Tania Ayu Dikaitkan dengan Artis TA yang Ditangkap Polisi Terkait Prostitusi, Ini Jawaban Manajer

Konsep sajian juga mengawinkan garapan daring dan luring. Di tengah pentas, mereka menyapa penggemar Pecas Ndahe atau Ndaser via Zoom Meeting. Ada empat penggemar dari lokasi berbeda yang diajak ‘manggung’.

Seteleh itu, mereka kembali mengolaborasikan gaya luring dengan menelpon dua Ndaser perempuan. Gaya si Ndaser misterius yang sering melontarkan dialog dengan desahan pun jadi bahan bakar guyonan. “Halo Mbak, kok ngomongmu mendesah ngono, apa kowe ngemut susur [Halo Mbak, kamu ngomong mendesah begitu apa sambil memakan kinang]?” tanya Kocrit slengekan.

Situasi Pandemi

Improvisasi garapan pentas antara daring dan luring seolah jadi hal wajib di masa pandemi ini. Doel saat berbincang dengan Solopos.com Kamis siang sebelumnya tak membayangkan perayaan ke-27 harus digelar seperti sekarang. Tapi sebagai seniman mereka harus terus melakukan eksplorasi agar bisa berkarya.

Grup Humor Pecas Ndahe sebenarnya didirikan pada 5 September. Namun, Doel, mengatakan pentas perayaan biasanya digelar pada bulan setelahnya. Tahun ini mereka memilih Desember karena sebelumnya menunggu situasi pandemi mereda. “Tema yang kami usung juga soal pandemi. Seting penjara ini sebagai simbol manusia sekarang yang terpenjara kehidupannya karena pandemi Covid-19,” terang Doel.

Respons penonton cukup tinggi pada pentas Pecas Ndahe Kamis lalu. Tiket menonton luring terjual tak berapa lama setelah dibuka pengumuman. Disusul antusias daring yang juga cukup besar. Bahkan live chat mencapai 700an orang. Sementara dokumentasi video pentas sudah ditonton lebih dari 5.000 kali hingga Jumat (18/12/2020) malam.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya