SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang kertas rupiah. (Abdullah Azzam/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Pemesanan Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR011 hingga Rabu (8/6/2022) sore menyentuh Rp7,8 triliun, memecahkan rekor pemesanan SBR yang non-tradable.

“Hari ini kita berhasil memecahkan rekor penerbitan SBR ritel yang non-tradable, jadi rekor sebelumnya ada di Rp7,5 triliun. Nah sore ini kita sudah mencapai Rp7,8 triliun,” kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan dalam temu wicara daring ORASI “Jalankan Hobi Tak Luput Investasi” di Jakarta, Rabu seperti dilansir Antara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

SBR Ritel merupakan salah satu upaya pemerintah melakukan financial deepening guna menjaga kondisi pasar keuangan domestik pada masa pandemi Covid-19.

Ekspedisi Mudik 2024

Ia mengajak masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di SBR011 dan bersama-sama berpartisipasi dalam pembiayaan APBN termasuk membantu pemulihan ekonomi negeri.

“Konsistensi pemerintah untuk penerbitan SBR Ritel secara reguler dilakukan sebagai upaya pemenuhan target APBN sekaligus memberikan alternatif investasi yang aman bagi masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga: Berdiri di KIT Batang, Segini Nilai Investasi Rumah Keramik Indonesia

Profit yang didapat dari penerbitan SBR, lanjutnya, akan sepenuhnya digunakan untuk pembiayaan APBN dengan tiga fokus utama yakni penanganan Covid-19 dari sisi kesehatan, penyediaan social savety net untuk membantu masyarakat yang paling terdampak pandemi , dan mendukung dunia usaha untuk pulih dengan cepat.

Melalui SBR, lanjutnya, pemerintah berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menempatkan dananya pada instrumen investasi yang aman dan mengubah kebiasaan dari menabung menjadi investasi.

“Ini upaya kita mengubah paradigma masyarakat yang awalnya sebagai masyarakat yang hanya familier dengan menabung atau saving society, bergerak menjadi masyarakat yang berorientasi investasi atau investment society,” tutur Deni.

Baca Juga: Ini Dia, 5 Investasi Menguntungkan Seusai Lebaran, Milenial Bisa Lirik

Masa penawaran SBR011 dimulai 25 Mei sampai 16 Juni 2022. Bentuk dan karakteristik obligasi ini adalah tanpa warkat, tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder dan tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo, kecuali pada masa pelunasan sebelum jatuh tempo atau early redemption.

Penetapan hasil penjualan akan dilakukan pada 20 Juni 2022 dengan setelmen pada 22 Juni 2022, sedangkan tanggal jatuh tempo pada 20 Juni 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya