Solopos.com, SRAGEN — Jenazah pebulu tangkis Indonesia, Syabda Perkasa Belawa, akan dimakamkan bersamaan dengan jenazah ibunya, Anik Sulistyowati dan neneknya, Karsi, di tempat permakaman umum (TPU) Karaban, Desa Sumberejo, Kecamatan Mondokan, Sragen, Senin (20/3/2023) sore.
Sementara kondisi ayah, kakak, dan adik Syabda masih menjalani perawatan di RSI Al Ikhlas Pemalang akibat kecelakaan lalu lintas di Jalan Tol Pemalang-Batang, km 315+200 jalur A Pemalang, sekitar pukul 03.50 WIB.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Dengan kawalan polisi, dua ambulans mengantar jenazah Syabda dan ibunya dari Pemalang menuju Dukuh Ngroto, RT 014, Desa Sumberejo, Senin siang. Ratusan warga sudah menunggu kedatangan dua jenazah ibu dan anak itu di rumah duka yang terletak di pinggir jalan Solo-Purwodadi itu.
Jenazah neneknya sudah di dalam peti yang ditutupi kain hijau. Perangkat Desa Sumberejo dan perangkat Kecamatan Mondokan bersama para warga menunggu.
Iran International Challenge 2023 menjadi pertandingan terakhir bagi Syabda sebelum berpulang untuk selama-lamanya. Manajer Syabda yang masih sepupu, Suara Setia, saat ditemui wartawan di rumah duka memohon doa seluruh masyarakat Indonesia semoga Syabda, ibu, dan neneknya diterima di sisi Allah. Dia meminta kalau ada kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja kepada siapa pun supaya dimaafkan.
“Syabda dan ibunya berpulang ke Rahmatullah karena kecelakaan di jalan tol Pemalang. Saat itu Syabda bersama keluarga naik mobil hendak pulang ke Sragen karena neneknya meninggal pada Minggu (19/3/2023) malam. Di dalam mobil itu ada lima orang. Syabda dan ibunya meninggal sementara tiga anggota keluarga lainnya mengalami luka-luka dan dirawat di RSI Al Ikhlas Pemalang,” ujar Suara.
Dia menyampaikan keluarga belum bisa menjelaskan kronologi kecelakaan tersebut. Suara berkomunikasi terakhir dengan Syabda saat masih di Bekasi. Dia mengatakan Syabda mendapatkan kabar neneknya meninggal pada Minggu malam dan saat itu juga keluarga berkemas untuk pulang ke Sragen.
“Syabda biasa pulang ke Sragen saat Lebaran. Saat saya menikah di Sragen juga ia ikut pulang. Syabda itu orangnya baik, suka humor, dan hangat bersama keluarga. Tanding terakhir ya saat di Iran International Challenge 2023 lalu,” jelas Suara.
Dimakamkan Bertiga
Kepala Desa Sumberejo, Sentot Nugroho, saat berbincang dengan wartawan, menyampaikan nenek Syabda, yakni Mbah Karsi, meninggal dunia pada Minggu pukul 21.00 WIB. Keluarga di Sragen mendapat kabar kecelakaan Syabda sekeluarga pada Senin pukul 04.00 WIB.
“Syabda meninggal di RSI sedangkan ibunya, Anik Sulistyowati, meninggal di lokasi kejadian. Menurut informasi jenazah ibu dan anak itu diberangkatkan dari Pemalang pada pukul 12.30 WIB kemungkinan sampai Sragen sore,” jelas Sentot.
Sentot menyampaikan dari laporan Polres Pemalang yang didapatnya, kecelakaan itu diduga karena sopir mobil sedan Toyota Camry yang dikemudikan ayah Syabda, yakni Muanis, 50, mengantuk sehingga mobil menyeruduk dan masuk kolong truk.
Kakak dan adik Syabda, yakni Diana Sakti, 26 dan Tahta, 12, mengalami luka-luka. “Adiknya itu harus operasi karena kakinya retak atau patah. Ayahnya baru sadar siang ini. Jadi ketiganya tidak bisa ke sini karena masih perawatan di RS,” ujarnya.
Tetangga dekat Mbah Karsi, Kasno, mengatakan Syabda dikenal warga Mondokan sebagai atlet badminton nasional bahkan pernah jadi juara di luar negeri. Sejak kecil Syabda sudah jadi juara badminton. “Mereka nanti dimakamkan berdampingan. Jadi tiga jenazah dimakamkan di waktu bersamaan karena kalau jenazah Mbah Karsi didahulukan nanti rumah kosong,” ujarnya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
