Solopos.com, BOYOLALI — Warga Desa Mojolegi, Teras, Boyolali, Jati Martono, yang tadinya berniat maju Pilkada Boyolali 2020 lewat jalur independen memutuskan mundur dari pencalonan.
Jati menilai kansnya tertutup lantaran PDIP sebagai partai penguasa di Boyolali terlalu kuat. Tim pemenangan Jati pun pesimistis bakal bisa mencuri peluang dari PDIP.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Padahal sebelumnya, kala berbincang dengan Solopos.com pada September 2019 silam, Jati begitu optimistis dengan peluangnya di Pilkada ini.
Offroader Uji Skill di Trek Berlumpur Tepi Rawa Jombor Klaten
Jati yang pernah menjabat Ketua Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 di Boyolali itu memastikan maju Pilkada 2020.
Namun rapat bersama tim pemenangan pekan ini justru memutuskan Jati tidak akan maju.
“Karena ada beberapa pertimbangan, secara politis kita sudah KO [knock out/kalah], alasannya persiapan dan melihat perkembangan politik,” ujar Ketua Tim Pemenangan Jati Martono, Dono Raharja, kepada Solopos.com, Sabtu (22/2/2020) sore.
Ikut Cari Korban Susur Sungai Sempor, Motor Relawan Hilang Dicuri
Meski pada awalnya berani melawan, makin lama tim pemenangan Jati Martono berpikir realistis. Survei yang pernah dilakukan selama masa pengumpulan dukungan menunjukkan tren sulitnya menembus akar rumput.
Setelah memutuskan batal mencalonkan diri, tim pemenangan akan mengumpulkan ribuan kader. Mereka akan diberi pengertian dan dipersilakan mendukung calon mana pun di pilkada nanti.
Viral Pernyataan Perempuan Bisa Hamil karena Berenang, Ini Klarifikasi KPAI
Dono mengakui kecenderungan pemberian dukungan ke PDIP tetap kuat melihat realita politik di Boyolali. Kendati begitu, tim tetap akan merawat konstituen dan melihat peluang pada 2024.
Dono menambahkan hingga Sabtu atau sehari sebelum pengumpulan syarat dukungan calon perseorangan ke KPU ditutup, Jati berhasil mengumpulkan 53.000-an fotokopi e-KTP.
Beredar Pembicaraan Whatsapp: Diingatkan Warga, Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Jawab Ketus
Hanya dia tak mengantongi selembar pun formulir B1-KWK Perseorangan sehingga koordinasi ke KPU urung dilakukan.
“Daripada nanti kami upload ternyata kurang atau kita paksakan tapi hancur di tengah jalan,” imbuh dia.
Disinggung mengenai kerugian logistik, Dono mengatakan timnya memang merugi. Namun kerugian itu ditanggung secara pribadi oleh Jati karena selama ini belum ada bantuan dari sukarelawan.
DKK Karanganyar Cek Sampel Organ 27 Tikus di Gawanan Colomadu
Dono tidak menyebutkan nilai kerugian tersebut. Sementara itu, Komisioner KPU Siti Ulfa mengatakan hingga Sabtu sore hanya ada satu pasangan calon independen yang terus memasukkan data dukungan ke sistem informasi pencalonan (silon) KPU.
Calon tersebut yakni Didik Mardiyanto dan Listyowati yang diusung organisasi kemasyarakatan (ormas) Panji-Panji Hati. “Jati Martono belum pernah berkoordinasi dengan kami,” imbuh Siti Ulfa.