SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong> — Apa yang terjadi pada PDIP di Pilkada 2018? Pertanyaan itu muncul setelah <a href="http://news.solopos.com/read/20180627/496/924675/hampir-final-hasil-quick-count-pilkada-jabar-jateng-jatim-sumut-sulsel-sumsel-pukul-19.00-wib" target="_blank">hasil quick count</a> menunjukkan kekalahan jagoan partai itu di dua kantong massa besar, yakni Jawa Barat dan Jawa Timur. PDIP bahkan tak meraih suara yang sangat mutlak di Jawa Tengah. Meskipun menang, Ganjar Pranowo – Taj Yasin hanya unggul kurang dari 10% suara lebih banyak daripada Sudirman Said – Ida Fauziah.</p><p>Hasil hitung cepat Saiful Mudjani Research and Consulting (SMRC) yang sudah 100% menunjukkan Ganjar-Yasin meraih 58.58% suara, sedangkan Sudirman-Ida 41.42%. Berbeda tipis, quick count Indo Barometer menunjukkan Ganjar-Yasin meraih 56.74% suara dan Sudirman-Ida.</p><p>Padahal, survei terakhir SMRC sebelum Pilkada 2018 menunjukkan Ganjar-Taj Yasin meraih 70,1% dukungan,&nbsp;<span>unggul telak atas&nbsp;</span>Sudirman-Ida yang hanya 22.6%. Yang menjadi perhatian serius, Jateng merupakan lumbung suara PDIP di Pemilu 2014 sekaligus Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2014.</p><p>Lalu, bagaimana pengaruhnya di pemilu 2019? Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan perolehan suara di Pilkada 2018 tidak serta merta mencerminkan situasi Pemilu 2019, apalagi Pilpres 2019. Namun, hal itu akan memberi pengaruh secara psikologis.</p><p>"Sebenarnya tidak mutlak mempengaruhi, tapi scara psikologis iya. Mengapa harus menang mutlak di Jateng? Karena Pak Jokowi menang mutlak di sana. Lalu di Jabar, mengapa calon Gerindra harus menang? Karena Prabowo menang mutlak di Jabar. Tapi pilpres itu soal figur, bukan hanya parpol," kata Adi dalam perbincangan di TV One, Rabu (27/6/2018) malam.</p><p><strong>Alarm untuk Jokowi?</strong></p><p>Sementara itu, Direktur Eksekutif Poltracking, Hanta Yudha, dalam kesempatan yang sama menyebut hasil di Jateng seharusnya menjadi perhatian serius bagi tim Jokowi. Meski demikian, hasil hitung cepat pilkada ini tidak bisa menjadi ukuran. Di Jawa Timur, PDIP dan Gerindra berada di satu kubu mengusung Gus Ipul.</p><p>Di sisi lain, Khofifah-Emil yang tidak didukung parpol pemerintah justru diasosiasikan dengan Jokowi. Begitu pula <a href="http://news.solopos.com/read/20180627/496/924605/hasil-sementara-quick-count-khofifah-ganjar-ridwan-kamil-unggul-di-jawa" target="_blank">Ridwan Kamil </a>yang unggul di Pilkada Jabar, selama ini lebih diasosiasikan dengan Jokowi. Bahkan, <a href="http://news.solopos.com/read/20180626/496/924430/golkar-sebut-jokowi-dukung-khofifah-di-pilkada-jatim-pdip-berang" target="_blank">Golkar mengklaim Jokowi mendukung Khofifah-Emil</a> ketimbang Gus Ipul-Puti yang diusung PDIP.</p><p>"[mungkin benar]Pak Jokowi harus antisipasi, hati-hati. Tapi mungkin kita membacanya berbeda. Untuk PDIP tidak menang sangat tebal padahal di kandang [Jateng]. Basis utama lainnya, di Jabar dan Jatim [PDIP] kalah. Jadi kalau disebut Jokowi harus hati-hati di Jateng, betul. Tapi banyak yang mengasosiasikan Ridwan Kamil dengan Pak Jokowi. Tapi di Jatim, Gus Ipul yang didukung PDIP juga didukung Gerindra [kalah]," kata Hanta.</p><p>Khusus di Jawa Tengah, kata Hanta, perolehan suara Sudirman-Ida yang mendekati Ganjar-Yasin sangat mengejutkan dan bisa menjadi ancaman untuk PDIP tahun depan. Bahkan ada kemungkinan lebih buruk seandainya pemungutan suara dilakukan 2 bulan mendatang.</p><p>"Jadi kalau Pilkada Jateng 2 bulan lagi, bisa <em>close</em>&nbsp;[mendekati] itu. Ini basis PDIP. Kalau kita lihat, [calon PDIP] yang menang di Jawa hanya di Jateng, satu-satunya di Jawa yang unggul. Sudirman Said yang didukung PKS dan Gerindra cukup kuat, [tapi] di Jabar tidak bisa sepenuhnya."</p><table style="width: 224px;" border="0" cellspacing="0" cellpadding="0"><colgroup><col width="74" /> <col span="2" width="75" /> </colgroup><tbody><tr><td class="xl69" width="74" height="61">Lembaga</td><td class="xl68" width="75">Ganjar-Taj Yasin</td><td class="xl68" width="75">Sudirman Said-Ida Fauziyah</td></tr><tr><td class="xl65" width="74" height="21">LSI<span class="font5">&nbsp;</span><span class="font6">(97.50%)</span></td><td class="xl66" width="75">58.25%</td><td class="xl66" width="75">41.75%</td></tr><tr><td class="xl65" width="74" height="32">SMRC<span class="font5">&nbsp;</span><span class="font6">(100.00%)</span></td><td class="xl66" width="75">58.58%</td><td class="xl66" width="75">41.42%</td></tr><tr><td class="xl65" width="74" height="53">Indo Barometer<span class="font5">&nbsp;</span><span class="font6">(100.00%)</span></td><td class="xl66" width="75">56.74%</td><td class="xl66" width="75">43.26%</td></tr></tbody></table><p><em>Sumber: diolah dari Suara.com</em></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya