SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Di tengah mediasi soal pemanfaatan air Cokro Tulung Klaten, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Solo terus mencari peluang sumber mata air baru. Kabar terakhir, PDAM terus mendalami kemungkinan pasokan air dari Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri.

Pengambilan air dari lokasi ini termasuk dalam megaproyek Wosusokan. Konon proyek tersebut bakal mengalirkan air WGM ke lima daerah di Soloraya kecuali Klaten.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sangat mungkin penambahan suplai air dari Gajah Mungkur. Saat ini sedang dibahas di pemerintah pusat dan provinsi,” ujar Direktur Utama PDAM Solo, Singgih Tri Wibowo, saat ditemui di Balaikota, Senin (17/12/2012).

Menurut Singgih, potensi debit air WGM bisa mencapai 1.100 liter per detik. Jumlah tersebut hampir tiga kali lipat dari suplai air Cokro Tulung sebesar 380 liter per detik. Meski jumlahnya diklaim jauh lebih besar, Singgih tak mau menyebut WGM sebagai opsi atas permasalahan air Cokro Tulung.

Ekspedisi Mudik 2024

“Tidak seperti itu. Pada dasarnya, semua potensi yang ada harus dimanfaatkan untuk kepentingan warga,” kilahnya.

Terkait perkembangan mediasi soal Cokro Tulung, Singgih menyerahkan sepenuhnya pada Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto. Meski demikian, Singgih meyakini pembahasan belum akan mengarah pada negosiasi sumbangan.

Diberitakan sebelumnya, Pemkab Klaten kukuh mematok angka Rp2,1 miliar per tahun untuk air Cokro. Sementara PDAM disebut hanya mampu membayar maksimal Rp1 miliar.

“Prosesnya tidak bisa langsung seperti itu (negosiasi). Payung hukumnya dipastikan dulu,” kata Singgih.

Pihaknya menyangsikan kekuatan surat keputusan (SK)  Bupati Klaten No 503/1621/2000 yang mengatur sumbangan air Cokro Tulung. Singgih bahkan mengaku tak tahu menahu memorandum of understanding (MoU) yang diklaim Pemkab Klaten menjadi dasar penarikan kontribusi air Cokro. “MoU yang mana? Yang bilang ada MoU siapa? Dicek saja ada atau tidak.”

Sementara itu, pertemuan antara Sekda Solo, Budi Suharto dan plt Sekda Klaten, Sartiyasto, membahas polemik Cokro Tulung mulai digelar. Sekda Solo Budi Suharto kembali menegaskan pertemuan belum akan bicara soal nominal sumbangan.

“Ini saya mau ke Klaten bahas itu. Yang jelas, pembahasan masih fokus pada aspek legal sumbangan, belum ke arah nominal,” ujarnya.

Sekda menerangkan selama ini terjadi kerancuan tentang siapa yang berhak memungut kontribusi pemanfaatan air

Cokro. Pasalnya meski berada di wilayah Klaten, air Cokro bukan air yang diambil dari sumur dalam.

“Melainkan air permukaan yang tanggungjawabnya langsung ke provinsi. Kalau dari sumur dalam, memang itu kewenangan Pemkab untuk mengambil pajaknya.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya