SOLOPOS.COM - Ilustrasi air PDAM (JIBI/Solopos/Dok.)

PDAM Solo yang alirannya ke Semanggi sempat terhenti kini normal kembali.

Solopos.com, SOLO – Sejumlah warga Kampung Losari, Kelurahan Semanggi, Pasar Kliwon, bungah setelah distribusi air dari PDAM Solo ke rumah mereka kembali lancar atau normal mulai Minggu (25/9/2016).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ratusan warga Losari yang menjadi pelanggan PDAM mengalami krisis air selama 22 hari sejak Sabtu (3/9/2016) lalu. Salah satu warga RT 002/RW 003 Semanggi, Warsini, bersyukur air PDAM kembali mengalir ke rumah warga. Dia lega tidak perlu lagi mengambil air ke luar rumah. Warga tinggal memutar keran di rumah masing-masing untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

“Kamis pekan lalu [22/9] air PDAM sempat mengalir ke rumah warga. Volume air yang keluar dari keran saat itu tergolong kecil. Warga sempat bungah. Namun, ternyata kondisi tersebut hanya bertahan sebentar. Air dari PDAM kembali macet. Air baru mengalir lancar pada Minggu malam,” kata Warsini saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Senin (26/9/2016). [Air PDAM Mati, Warga Semanggi Beli Air Galon Rp18.000/Hari]

Selain tidak perlu mengambil air di tandon air, Warsini menyampakan alasan lain warga menyambut gembira distribusi air dari PDAM kembali normal, yakni karena tidak usah lagi mengeluarkan uang untuk membeli air galon. Menurut dia, warga Losari membeli air galon selama distribusi air PDAM macet untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.

“Kami memanfaatkan air PDAM untuk kebutuhan minum dan memasak. Selama air dari PDAM macet, warga selalu mengambil air di tandon air yang dikirim PDAM menggunakan mobil tangki. Kalau air dari tandon tidak cukup, kami membeli air galon. Wajar saja, kami tidak bisa mengambil air di tandon air telalu banyak. Warga harus saling berbagi,” jelas Warsini.

Warsini khawatir apabila PDAM tetap menarik tagihan air kepada pelanggan di Losari. Padahal selama tiga pekan lebih warga tidak memperoleh pasokan air bersih sampai ke dalam rumah. Dia menyampaikan pengalaman selama ini diminta PDAM membayar tagihan air senilai Rp55.000 meski aliran air yang masuk ke rumah dalam volume kecil.

“Warga keberatan kalau harus membayar tagihan air bulan ini. Mereka harusnya mengerti distribusi air belakangan ini benar-benar macet. Apa kami membayar air yang dikirim PDAM menggunakan mobil tangki? Saya rasa tidak bisa seperti itu. Kalau air yang masuk ke rumah macet, pelanggan seharusnya tidak ditrik tagihan air,” papar Warsini.

Salah satu warga RT 003/RW 003 Semanggi, Lilik Ruly Wiyati, 44, juga menyambut gembira distribusi air dari PDAM ke rumah warga Losari kembali normal. Dia meminta PDAM konsisten dalam memberikan pelayanan kepada warga. Ruly mengatakan air PDAM memang tidak keluar selama 24 jam. Namun, kondisi sekarang lebih baik ketimbang saat air macet sejak awal bulan.

“Air keluar mulai pukul 10.00 WIB. Intinya air mengalir ke rumah warga Losari di luar jam puncak. Kami harus mengendon air. Namun, kondisi sekarang lebih baik ketimbang tidak ada air sama sekali,” ujar Ruly.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya