SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kebutuhan air merupakan hal penting bagi warga. Namun warga yang berlangganan PDAM malah tak mendapatkan pelayanan maksimal.

Solopos.com, SOLO-Puluhan keluarga di Kampung Gambuhan, Kelurahan Baluwarti, Pasar Kliwon dibikin jengkel dengan air PDAM yang hanya mengalir saat dini hari. Kondisi ini sudah berlangsung cukup lama tanpa ada penanganan berarti.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan solopos.com, Jumat (22/5/2015), macetnya aliran air PDAM tersebar di sejumlah kawasan Gambuhan. Problem air bersih terparah berada di RW 002 dan RW 003. Di kedua RW tersebut, air hanya mengalir mulai pukul 00.00 WIB hingga dini hari. Selebihnya warga harus gigit jari karena air tak mengucur sama sekali. “Saat nyala pun cuma itir-itir. Selebihnya enggak mengalir,” keluh Heri, 35, seorang warga RT 004/RW 002 Gambuhan, saat ditemui solopos.com di rumahnya.

Dia mengatakan sejumlah warga mesti ngangsu dengan menaruh ember-ember saat dini hari. Jika tidak, warga dipastikan sulit menggunakan air bersih untuk keperluan rumah esok harinya. Heri mengatakan kondisi tersebut cukup memberi tekanan psikis bagi warga. “Setiap malam jam 12 mesti ngebaki ember. Jadi tekanan karena waktu istirahat berkurang,” tuturnya.

Sejumlah warga yang tidak tahan dengan hal tersebut akhirnya membeli pompa dan tandon air. Warga rela merogoh kocek lebih untuk fasilitas dan biaya listrik agar air lebih lancar. Namun upaya itu juga belum sepenuhnya berhasil. “Air cuma bisa disedot saat jam-jam tertentu.” Heri menduga banyaknya bangunan besar di sekitar kampung ikut menyedot persediaan air di wilayah.

Warga RT 003/RW 002 Gambuhan, Fani, memutuskan membeli pompa penyedot air sejak dua bulan lalu. Dia mengaku jengkel karena air sama sekali tak keluar meskipun musim penghujan. Saat ingin memutus langganan PDAM, Fani dilarang petugas. “Disarankan pakai pompa. Sekarang sudah agak lumayan meski nambah pengeluaran listrik.”

Warga RT 001/RW 003, Fatih N., sudah sering mengadu ke PDAM ihwal problem air bersih. Namun petugas hanya menyarankan agar menggunakan pompa. “Sejak dulu katanya begitu, ya sudahlah,” ucapnya. Lurah Baluwarti, Suhadi, berharap ada solusi komprehensif karena saat kemarau air sumur juga tidak bisa diharapkan.

Kepala Urusan Pelanggan PDAM Solo, Bayu Tunggul, mengatakan minimnya pasokan air di Gambuhan disebabkan saluran pipa yang sudah tua. Jaringan lama itu tidak mampu lagi melayani pelanggan PDAM yang terus bertambah. Satu-satunya solusi yakni merehabilitasi saluran air tersebut. “Masalahnya kami harus menjebol salah satu tembok keraton yang merupakan cagar budaya,” ujarnya.

Bayu menambahkan penggunaan pipa sedot sebenarnya tidak disarankan karena bakal mengurangi tekanan air dalam jangka panjang. Dia mendorong warga menggunakan tandon jika terpaksa harus menyedot dengan pompa. “Efek pompa biasanya kelihatan pas mati listrik. Saat itu air ledeng justru lebih mengalir lancar,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya