SOLOPOS.COM - Pagar kawat berduri di perbatasan Hungaria (Aa.com)

PBB mengecam sikap dingin pemerintah Hungaria kepada para pencari suaka.

Solopos.com, BUDAPEST – Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengutuk sikap pemerintah Hungaria yang bertindak kasar kepada pengungsi. Selama ini, pemerintah Hungaria tidak mengizinkan pengungsi dari wilayah manapun mencari suaka di negara mereka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemerintah Hungaria menerapkan peraturan yang cukup rumit bagi para pencari suaka. Para pengungsi hanya bisa mengajukan suaka lewat dua zona transit, yakni di Roszke dan Tompa, yang berada di wilayah perbatasan Hungaria dan Serbia. Cara ini dianggap terlalu sulit karena prosesnya yang memakan waktu lama. Itulah sebabnya PBB menentang keras peraturan tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

Juru Bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi di Hungaria, Erno Simon, mengatakan, pemerintah hanya memberikan suaka kepada tujuh sampai delapan orang setiap pekan. Jumlah ini terbilang sangat sedikit di bandingkan dengan pencari suaka yang datang ke sana. Sementara menurut data pemerintah setempat, saat ini ada sekitar 1.781 pengungsi yang menetap di Hungaria.

“Beberapa bulan lalu ada lebih dari 400 pengungsi yang datang ke Roszke dan Tompa. Tapi, kini jumlah itu menurun drastis, hanya sekitar 200 orang. Hal ini terjadi karena pemerintah Hungaria menerapkan aturan yang membuat pengungsi kesulitan mendapat suaka,” jelas Erno Simon seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (26/3/2018).

Selama ini, pemerintah Hungaria menyebut tidak ada pencari suaka di perbatasan. Namun, menurut pengamatan PBB, ribuan orang sedang menunggu suaka untuk masuk ke Hungaria. “Ada ribuan pengungsi yang menunggu di perbatasan untuk mendapatkan suaka. Tapi, pemerintah malah menghukum mereka dengan memberlakukan aturan tersebut. Yang lebih memprihatinkan adalah kebanyakan pengungsi itu merupakan remaja berusia 14-18 tahun serta bayi,” sambung Erno Simon.

Erno Simon juga mengkritik tindakan pemerintah Hungaria yang memasang pagar kawat berduri di perbatasan Serbia. Pagar ini dipasang karena meningkatnya paham islamophobia. Salah satu alasan kuat pemasangan kawat itu adalah untuk menghentikan masuknya pengungsi dari Serbia dan Kroasia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya