SOLOPOS.COM - Presiden Palestina, mahmoud abbas mendapat ucapan selamat dan pelukan setelah majelis umum pbb memutuskan mengakui status palestina sebagai negara, kamis (29/11/2012). (nytimes.com)

Presiden Palestina, mahmoud abbas mendapat ucapan selamat dan pelukan setelah majelis umum pbb memutuskan mengakui status palestina sebagai negara, kamis (29/11/2012). (nytimes.com)

YERUSALEM – Jika pengakuan PBB terhadap Palestina sebagai negara berdampak positif bagi Palestina di bidang legitimasi internasional dalam upaya mendapatkan kemerdekaan, apa dampaknya bagi Amerika Serikat (AS) yang dikenal sebagai sekutu dekat Israel?

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Pemungutan suara Majelis Umum (MU) PBB, Kamis (29/11/2012) untuk pengakuan status Palestina sebagai negara peninjau non-anggota, mencerminkan frustrasi dunia atas kegagalan Presiden AS, Barack Obama, untuk kembali menarik Israel dan Palestina ke meja perundingan. Seperti dilansir yahoonews, Jumat (30/11/2012), keputusan itu juga menunjukkan kemunduran diplomatik AS di kancah internasional.

Selama masa jabatan pertamanya, Obama semula berbicara keras menentang permukiman Israel dan bahkan membujuk Netanyahu untuk memberkukan secara parsial pembangunan pemukiman. Tapi setelah pembekuan itu berakhir, Netanyahu menolak seruan Obama untuk memperpanjangnya dan Obama lantas membiarkannya.

Setelah gagal membujuk Palestina untuk membatalkan upaya mereka untuk mendapat pengakuan PBB, Obama kemungkinan menghadapi tekanan internasional untuk membuat satu dorongan diplomatik di kawasan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya