SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak buang sampah (Freepik)

Solopos.com, KLATEN — Pengelolaan sampah di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten menggabungkan konsep bank sampah dengan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R). Selama ini, hasil pengolahan sampah di Desa Bugisan sudah menghasilkan cuan.

Awalnya, sampah di Bugisan dikelola melalui bank sampah yang sudah terbangun 2015. Oleh DLH, bank sampah dinilai yang terbaik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Memasuki tahun 2021, Desa Bugisan mendapatkan bantuan dibangun unit TPS3R di lahan seluas 500 meter persegi. TPS3R dilengkapi alat pengayak serta pencacah. Selanjutnya, pengelolaan bank sampah dan TPS3R di Bugisan digabungkan.

Di TPS3R, sampah yang masih memiliki nilai ekonomi dijual. Sementara, sampah organik diolah menjadi pupuk kompos.

Pengelolaan bank sampah serta TPS3R di bawah BUM desa menghasilkan cuan. Dalam sebulan, hasil pengelolaan sampah di TPS3R bisa menyumbang pendapatan BUM desa Rp1 juta.

Baca Juga: PENGELOLAAN SAMPAH KLATEN : Diprotes Warga, Proyek TPA Troketon Jalan Terus

Tak hanya menjadi sumber pendapatan BUM desa, sebagian pendapatan dari pengelolaan sampah bisa untuk membayar 10 tenaga kerja TPS3R yang kini nilainya Rp1,5 juta per bulan. Selain itu, pendapatan bisa disisihkan untuk dana kesehatan hingga rekreasi para pengelola.

Sampah di Bugisan sudah dipilah sejak dari rumah tangga. Pemdes bekerja sama dengan beberapa pihak menyediakan bantuan tempat sampah secara bertahap. Ada dua tempat sampah, yakni untuk tempat sampah kering dan sampah basah.

Di Bugisan terdapat 500 rumah yang dilayani TPS3R. Sementara, total warga mencapai 1.300 jiwa di 24 RT yang tersebar di delapan RW.

“Sudah ada perubahan drastis dari persoalan sampah di Bugisan. Sampah rumah tangga yang berserakan hingga ke alur sungai kian berkurang,” Kades Bugisan, Heru Nugroho, saat berbincang di Paseban Candi Kembar, Desa Bugisan, Sabtu (25/6/2022).

Baca Juga: Tekad Ganjar Kurangi Sampah di Jateng, Ini 5 Rumusan Kongres Sampah II

Desa Bugisan menjadi desa yang dinilai sudah mandiri mengelola sampah. Oleh Pemprov Jateng, Bugisan diganjar anugerah Apresiasi Desa Mandiri Sampah yang diserahkan oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, Sabtu (25/6/2022).

Desa tersebut kian percaya diri menjadi desa wisata. Tak hanya mengurai persoalan sampah. Pengelolaan sampah di Bugisan belakangan menjadi potensi wisata.

Tak sedikit wisatawan yang datang ke Bugisan untuk berwisata edukasi ihwal pengelolaan sampah. Alhasil, desa wisata bisa berdampingan dengan pengelolaan sampah.

“Sudah banyak tamu yang datang ke sini belajar tentang sampah. Seperti wisatawan yang berkunjung ke Ponggok ada yang menginginkan juga berkunjung ke Bugisan terkait pengelolaan sampah. Termasuk tamu ke candi, itu di dalamnya ada paket wisata edukasi sampah. Paketnya bisa masuk ke candi, kampung budaya, rumah eyang, bakpia mutiara, serta ada edukasi sampah paket wisata,” jelas dia.

Baca Juga: Kongres Sampah II Berkomitmen Menyelesaikan Masalah Sampah di Desa

Salah satu warga, Ny. Slamet Priyanti, 40, mengatakan dulunya sampah berserakan dimana-mana. Mulai dari tepi jalan hingga alur sungai.

Sejak sanksi bagi pelaku pembuang sampah sembarangan diterapkan, kondisi kampung kian bersih. Apalagi, sudah ada pengelolaan sampah melalui TPS3R.

“Dulu kalau di sawah banyak sampah. Sekarang sudah tertib kemudian sudah ada pengelolaan sampah juga di desa ini,” kata perempuan yang juga anggota Satgas sampah Desa Bugisan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya