SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Manila– Pasukan keamanan pemerintah telah mengepung sebuah tempat persembunyian gerilyawan yang sedang menyandera seorang profesor universitas di Filipina selatan.

Seorang jururunding telah diperintahkan untuk mencoba berbicara dengan para penculik untuk membebaskan Orladando Fajardo dalam usaha terbaru untuk memecahkan krisis tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Utusan kami masih di sana dan pasukan keamanan sedang mengepung kawasan tempat para penculik dan korban berada,” kata Al Rasheed
Sakalahul, deputi gubernur Basilan, provinsi tempat Fajaro diculik, Sabtu (19/12).

Para penculik, yang diyakini sebagai anggota gerilyawan Abu Sayyaf  dan diduga memiliki jaringan dengan Al-Qaeda, itu menyerbu rumah Fajardo pada 10 Desember dan membawa dia ke tempat persembunyian gerilyawan.

Prof Fajardo, sarjana teknik itu merupakan wakil rektor Universitas Negeri Basilan. Sakalahul kepada jaringan televisi ABS-CBN mengatakan para penculik telah meminta tebusan dan memberi batas waktu pembayaran tebusan itu hingga Jumat (18/4). Namun belakangan ultimatum batas waktu itu belakangan telah dicabut.

Ia mengatakan bila para utusan itu gagal meminta para penculik membebaskan Fajardo dalam beberapa hari mendatang, maka pihak keamanan akan mengambil tindakan tegas.

Penculikan Fajardo itu terjadi beberapa hari setelah gerilyawan Abu Sayyaf membunuh warga lain Filipina korban penculikan yang diculik bersama dua pekerja ilegal warga China di sebuah pabrik kayu lapis di Basilan bulan lalu.

Dua korban lainnya yang diyakini masih hidup, Michael Tan (27) dan Oscar Lu (51), yang diyakini masih, kendati gerilyawan mengancam akan membunuh mereka bila pemilik pabrik itu tidak membayar uang tebusan  yang diminta sebesar 1,5 juta peso atau sekitar Rp350 juta.

Abu Sayyaf, kelompok kecil gerilyawan, dituding sering melakukan aksi terorisme, termasuk diyakini membom sebuah kapal feri di Teluk Manila pada 2004 yang menewaskan lebih dari 100 orang.

Abu Sayyaf juga dituduh membunuh seorang kepala sekolah di dekat pulau Jolo bulan silam, hanya beberapa hari menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton ke negara itu.

Serangan-serangan Abu Sayyaf dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 48 tentara Filipina sejak Januari.

ant/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya