SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Espos)–Meletusnya Gunung Merapi sepekan terakhir mengakibatkan pasokan sayuran dan kebutuhan lain ke sejumlah pasar tradisional di Sragen tersendat atau bahkan terhenti. Kondisi tersebut memaksa para pedagang memasok dari daerah lain.

Seperti yang dialami pedagang sayur di Pasar Bunder Sragen, Ngadiyem, 51. Ketika ditemui Espos, Jumat (5/11), ia menyampaikan sejak Gunung Merapi berstatus awas, pasokan sayuran dari Cepogo, Boyolali, berhenti total. Agar usahanya tidak berhenti, pedagang sayuran yang biasanya kulak sebanyak satu mobil pikap dua pekan sekali itu saat ini terpaksa memasok sayuran dari Tawangmangu, Karanganyar, yang dinilai harga kulaknya lebih mahal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Andalan pasokan seluruh sayuran saya sekarang dari Tawangmangu yang sebenaranya harga kulaknya lebih mahal. Dulu harga kulak tomat dari Boyolali hanya Rp 3000 per kg, kalau dari Tawangmangu mencapai Rp 7.000,” kata dia.

Hal itu membuatnya mau tidak mau harus menaikkan harga jual. Akibatnya, lanjut dia, jumlah pembeli berkurang otomatis pendapatan juga menurun. Sebelumnya ia mampu meraup untung Rp 100.000 per hari hingga Rp 200.000 per hari, saat ini ia hanya mengantongi laba sebesar Rp 25.000 per hari. Ia mengaku belum mengetahui sampai kapan pasokan dari Boyolali akan berjalan kembali.

Senada, Sri Giman, 45, pedagang sayur di pasar yang sama, menuturkan sayuran dari Cepogo yang biasanya menjadi andalannya kini tidak dapat didatangkan. Sebagai pengganti ia menyiasatinya dengan kulak dari Bandungan, Semarang dan Tawangmangu, Karanganyar.

Padagang lain sedikit lebih beruntung. Poniyem, 50, pedagang sayur dan bunga di Pasar Kota Sragen Sukowati, mengatakan pasokan bunga dan sayuran dari Sruni dan Gedangan, Boyolali, hanya tersendat. Jika biasanya ia kulak sayuran dan bunga bisa datang dalam waktu satu hari saja, sepekan terakhir dagangan datang bisa sampai tiga hari. Selain itu, imbuh dia, jatah dagangan juga berkurang drastis. Biasanya ia kulak sebanyak 20 kranjang besar, sekarang ia hanya mendapat pasokan lima keranjang. “Karena dagangan saya sangat terbatas pendapatan saya jadi berkurang,” ulas dia.

m93

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya