SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani memberi pupuk tanaman padinya. (Antara)

Solopos.com, BOYOLALI -- Pengecer pupuk di wilayah Kecamatan Selo, Boyolali, merugi hingga puluhan juta rupiah menyusul dihentikannya pasokan pupuk bersubsidi ke kecamatan tersebut selama hampir satu tahun terakhir.

Aliran pupuk bersubsidi itu dihentikan pemerintah pusat sejak Mei 2019 lalu dan hingga kini keran pupuk bersubsidi itu belum dibuka kembali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seorang pengecer pupuk bersubsidi di Selo, Eni Komariah, mengaku biasanya dalam satu bulan bisa menjual sekitar 30 ton pupuk bersubsidi kepada petani di Desa Samiran dan Desa Lencoh, Kecamatan Selo.

Pupuk itu dibeli para petani dengan memanfaatkan kartu tani. Jika dihitung, satu ton pupuk terbagi dalam 20 sak. Itu berarti setelah pasokan disetop, rata-rata tiap bulan Eni gagal menjual 600 sak pupuk.

Lampaui Syarat, Bajo Jadi Calon Independen Pertama di Pilkada Solo?

Sebagian besar pupuk yang dijual di kios Eni adalah jenis urea. “Ruginya banyak sekali, kalau puluhan juta mungkin ada,” ujar Eni, Sabtu (8/2/2020).

Merujuk Keputusan Kepala Dinas Pertanian Boyolali Nomor 521.34/ 053/ 28/ Tahun 2020 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2020 disebutkan HET pupuk subsidi berada pada kisaran Rp500-Rp2.300 per kg.

Perinciannya Rp1.800/kg untuk jenis urea, Rp2.000/kg untuk jenis SP-36, Rp1.400/kg untuk jenis ZA, Rp2.300/kg untuk jenis NPK/Phonska, dan Rp500/kg untuk pupuk organik.

Pilkada Solo: Puguh Jalani Fit & Proper Test di DPP PDIP Jakarta Senin Siang

Sementara harga satu sak pupuk yakni Rp90.000 untuk jenis urea, Rp100.000 untuk jenis SP-36, Rp70.000 untuk jenis ZA, Rp115.000 untuk NPK/ Phonska, dan Rp20.000 untuk pupuk organik. Harga ini masih sama dengan HET untuk 2019.

Jika dihitung dari harga terendah, dalam satu bulan Eni sedikitnya merugi Rp12 juta. Jumlah ini terjadi selama sembilan bulan sejak Mei 2019 hingga Januari 2020 ini.

Lebih lanjut, Eni mengatakan belum mendapatkan pemberitahuan terkait kapan pupuk bersubsidi akan didistribusikan kembali ke Selo. Akibatnya kini Eni lebih sering menutup kiosnya dan mengandalkan kios sembako sebagai sumber penghasilan.

Hanyut di Sungai hingga 176 Km, Jenazah Pria Karanganyar Ditemukan di Bojonegoro

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Boyolali, Bambang Jiyanto, ketika ditemui Solopos.com di Kecamatan Cepogo belum lama ini mengatakan keran pupuk subsidi dari pemerintah pusat belum dibuka.

Namun, Jiyanto tidak dapat memastikan kapan pupuk subsidi akan kembali didistribusikan ke Selo. “Kami sudah menyurati pemerintah pusat terkait hal ini,” ujar Jiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya