SOLOPOS.COM - Minyak goreng curah kemasan sederhana merek Minyakita seharga Rp14.000 per liter dirilis Rabu (6/7/2022) hari ini. (Bisnis.com)

Solopos.com, SOLO — Kelangkaan komoditas minyak goreng subsidi merek MinyaKita terjadi di Kota Solo selama sebulan terakhir. Sejumlah warga kemudian terpaksa beralih ke merek lain.

Langkanya MinyaKita diungkapkan Kepala Pasar Legi Solo, Nur Rahmadi, saat dihubungi Solopos.com, pada Kamis (2/1/2023).

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Namun, ia menguraikan hal tersebut tak menyebabkan lonjakan permintaan dari konsumen. Konsumen langsung beralih ke minyak goreng merek lain.

“Yang laku yang premium, istilahnya pangsa pasarnya beda. Tapi itu ranahnya distributor bukan ranah kami, kami hanya memantau saja,” ujar Nur.

Sebagai informasi, kelangkaan minyak goreng hanya terjadi pada minyak goreng MinyaKita. Tidak terjadi pada merek minyak goreng lainnya, seperti Bimoli, Fortune, Fitri, dan lain-lain.

“Kalau terkait stok di pasar memang tidak berpengaruh, karena masih ada pilihan lain. Konsumen yang fanatik merek, itu kan [MinyaKita] memang bersubsidi,” terang Nur.

Senada, Kepala Pasar Nusukan Solo, Giyarto mengatakan bahwa kelangkaan minyak goreng bersubsidi merek MinyaKita terjadi di Pasar Nusukan, Solo

“Ada [kelangkaan], hilang dari pasar,” terang Giyarto.

Salah satu warga Laweyan Solo, Nur Aina mengaku tidak bermasalah dengan kelangkaan MinyaKita di pasaran. Ia memilih membeli minyak goreng dengan merek lain untuk mencukupi kebutuhan dapurnya.

Diberitakan sebelumnya, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) meminta Pemerintah segera mengambil langkah tegas untuk menindak minyak goreng subsidi merek MinyaKita yang semakin langka dan melebihi harga eceran tertinggi (HET).

“Minyak goreng merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Saat ini minyak goreng subsidi di lapangan sudah mengalami kelangkaan. Kalaupun ada itupun harganya sudah tidak sesuai HET, bahkan jauh dari batas HET, ” kata Ketua Bidang Penguatan Usaha dan Investasi DPP IKAPPI Ahmad Choirul Furqon di Jakarta seperti dilansir Antaranews, Senin (30/1/2023).

Ahmad menyampaikan di sejumlah daerah seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur harganya sudah mencapai Rp16.000 dari HET Rp14.000 per liter.

Kejadian tersebut, kata dia, sangat disayangkan mengingat dua bulan lagi Ramadan.

“Kami mendapat keluhan dari banyak pedagang pasar di berbagai wilayah. Seperti di sejumlah pasar, harga minyak goreng subsidi ini sudah mencapai Rp16.000, tentu ini sangat merugikan banyak pihak,” ujarnya.

IKAPPI pun berharap Pemerintah segara mengurai kondisi tersebut dan jangan sampai ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membuat harga minyak goreng ini tidak stabil.

“Jangan sampai ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membuat harga minyak goreng yang harusnya hak rakyat kecil malah bergejolak,” ucapnya.

Selain itu, lanjutnya, produsen, Kementerian Perdagangan dan BUMN sebagai distributor resmi pemerintah memiliki tanggung jawab agar minyak goreng subsidi kembali stabil baik pasokan maupun harga.

“Banyak pihak yang memiliki tanggung jawab agar kondisi ini stabil kembali, seperti Produsen, Kementerian Perdagangan, dan BUMN sebagai distributor barang,” tutur dia.

Sementara, MinyaKita sengaja dijual dengan HET Rp14.000 per liter atau sama dengan HET minyak goreng curah.

Hal ini bertujuan memberikan alternatif bagi para pelaku usaha dalam mendistribusikan minyak goreng untuk pemenuhan kebutuhan pasar dalam negeri.

Ketetapan tersebut tertuang pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 41 Tahun 2022 tentang Tata Kelola Minyak Goreng Kemasan Rakyat yang berlaku mulai 8 Juli 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya