SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

SOLO—Produksi daging sapi di Kota Solo mulai terancam kosong dan pedagang daging sapi juga siap-siap gulung tikar jika permasalahan pasokan sapi saat ini tidak segera diatasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Paguyuban Pedagang Daging Sapi Jagalan, Suyamto, mendesak pemerintah segera turun tangan. Jika tidak bisa impor sapi dari Australia, maka pemerintah diminta mendatangkan sapi dari Nusa Tenggara Barat (NTB) atau Bali yang stoknya dinilai masih melimpah.

Sementara, salah satu pedagang daging sapi di Pasar Legi, Pujani Daryanto, juga menyampaikan kalangan pedagang daging sapi mulai terancam gulung tikar dan tidak bisa berjualan. Saat ini dia sudah tidak punya stok sapi. Dia hanya bisa mendapatkan dagangan dari pasokan dadakan yang datang ke warung.

“Kondisi saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Kami mulai terancam tidak bisa berjualan, karena stok daging sapi benar-benar kosong,” kata Puji, di warungnya di Pasar Legi, Rabu (21/11/2012).

Langka

Mengenai harga, di Pasar Legi harga daging sapi stabil tinggi di kisaran Rp90.000 per kilogram. Sebulan terakhir, kata dia, kenaikan harga sudah mencapai Rp20.000 per kilogram. Pujiana berharap pemerintah segera mengatasi persoalan ini.  “Kalau pemerintah mau menghentikan impor, silakan. Tapi pemborong sapi dari luar Jawa jangan boleh masuk ke Jawa. Peredaran sapi antar daerah ini juga semestinya bisa dibatasi,” ujar dia.

Karena, ditambahkan Suyamto, untuk saat ini para pengusaha daging sapi di Solo harus bersaing dengan pembeli sapi dari luar wilayah terutama Jakarta dan Sumatera, untuk mendapatkan sapi. “Cari sapi di wilayah Soloraya sendiri sudah tidak bisa diandalkan. Harus berebut dengan pembeli dari Jakarta dan Lampung itu.”

Sedangkan untuk membeli sapi ke Jawa Timur, stoknya juga semakin menipis. Suyamto kembali menyampaikan produksi daging sapi di Kota Solo terancam terhenti, jika kelangkaaan pasokan ternak Sapi semakin berlanjut. Penurunan kapasitas produksi daging sapi di kalangan jagal sapi sudah mencapai 50%.  “Kelangkaan pasokan ternak sapi harus segera diatasi agar produksi sapi di Solo ini bisa dijaga,” kata Suyamto, yang juga pemilik usaha jagal sapi Lembu Katon di Jagalan.

Menurut dia, dropping sapi dari NTB atau Bali mendesak dilakukan. “Katanya di sana ada program 1 juta sapi. Kenapa tidak dimanfaatkan untuk meredam gejolak harga daging sapi di Jawa,” ujar dia.

Suyamto menyampaikan jika tidak segera diambil tindakan, maka hanya ada dua pilihan, yaitu pengusaha daging sapi menaikkan harga jual daging sapi ke konsumen atau berhenti tidak berproduksi. Di Lembu Katon sendiri saat ini dia hanya punya stok ternak sapi sekitar 40 ekor. Stok ini, hanya cukup untuk kebutuhan 20 hari ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya