Pasir pantai

Jon Koplo dan Tom Gembus adalah teman karib sejak kecil di pelosok desa di Gunung Kidul. Dari TK sampai STM mereka selalu runtang-runtung bersama.

Hanya saja nasib memisahkan mereka sejak Gembus disalurkan bekerja di sebuah perusahaan di Solo, sementara Koplo hanya kerja di desa.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Beberapa bulan kemudian, saat libur kerja Tom Gembus pulang ke desa untuk melepas kangen sekaligus mengajak Koplo jalan-jalan di Solo, seperti yang pernah ia janjikan.

Minggu pagi mereka berdua boncengan berangkat ke Kota Bengawan dan langsung menuju ke sebuah mal di Jl Slamet Riyadi. Setelah memarkirkan motor, mereka berdua masuk ke mal. Dengan PD-nya Jon Koplo bergaya seakan-akan anak kota.

Walau baru  pertama berjumpa dengan eskalator dan lift, Koplo tidak merasa bingung karena ada Tom Gembus yang selalu memberi contoh saat menaiki eskalator dan lift, sehingga Jon Koplo tidak kelihatan katrok-nya.

Nah, peristiwa lucu terjadi ketika Gembus sedang memesan makanan, sementara Koplo masih saja toleh-toleh, terkesima melihat suasana.

Tiba-tiba pandangan Koplo tertuju ke sebuah pajangan pasir pantai di samping eskalator. Koplo pun mendekati dan dengan asyiknya memegang dan bermain pasir pantai tersebut dengan tanpa beban. Ia tak menyadari kalau beberapa pengunjung mal dan Pak Satpam tertawa geli menyaksikan tingkahnya.

Ketika Tom Gembus mendengar tawa geli dan bisik-bisik para pengunjung, ia pun menoleh ke arah Koplo. Dan betapa kagetnya Gembus saat melihat Koplo bermain pasir pantai tersebut.

Spontan Gembus langsung menghampiri dan menarik tangan Koplo sambil membisikkan sesuatu ditelinganya. Setelah mendengar bisakan Gembus, wajah Koplo pun mendadak abang-ireng menahan malu yang luar biasa. Ia baru tahu kalau ternyata pasir pantai tersebut bukan hiasan melainkan tempat sampah dan tempat pengunjung berludah!

(Rohmat Febrianto, Butulan Baru RT 03/RW XXIII Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo)