SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL : Jumlah pasien rawat jalan rumah sakit daerah Bantul naik dua kali lipat sepanjang pada 2008.  Direktur RSD Bantul, Iwayan Sudana menegaskan jumlah pasien rawat jalan mencapai 500 hingga 600 orang per hari, pada 2008.

Peningkatan menjadi dua kali lipat dari tahun sebelumnya sebesar 200-300 orang per harinya.  Sebanyak 60% pasien RSD merupakan masyarakat pemegang kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Asuransi Kesehatan (Askes). “Mayoritas pasien merupakan rujukan, kami akan tambah fasilitas tempat tidur,” ujarnya pada Harian Jogja kemarin.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Akibat lonjakan, RS akhirnya memutuskan untuk menambah jumlah tempat tidur dan ruangan untuk menampung pasien. Pada awal Februari, RS akan menambah 200 tempat tidur, yang diperuntukkan bagi pasien kelas II dan III. Target pemenuhan fasilitas tersebut hingga 2011 bisa mencapai 400 tempat tidur. Sementara ruangan nantinya digunakan untuk pasien kelas 1. “Karena membludak, kami putuskan untuk tambah bed,” kata dia.

Menyoal tarif, pihaknya belum memutuskan untuk menaikkan tarif. Kajian khusus nantinya segera dilakukan untuk mengantisipasi kerugian pihak RS. Alasanya, tarif bagi pasien umum saat ini lebih murah ketimbang jaminan Jamkesmas yang diberikan pemerintah pusat. “Kami akan kaji, tarif nantinya menyesuaikan, saat ini masih pakai tarif lama,”tegasnya.

Tercatat, tarif RSD untuk pasien kelas 1 mencapai Rp90.000, kelas II Rp65.000, kelas III Rp90.000, IGD Rp12.000, konsultasi Rp12.000. Tarif tersebut diperuntukkan bagi layanan periksa dokter dan perawatan. Sementara untuk obat dan tindakan di luar kasus di luar ketentuan tersebut.

Naiknya jumlah pasien lanjutnya mempengaruhi jumlah pendapatan RS dari tahun ke tahun. Kepala Bagian (Kabag) Keuangan RSD, Andri Andono menyebutkan pendapatan RS melampaui target pada 2008 sebesar Rp23 miliar, dari target semula sebesar Rp20 miliar. Angka tersebut belum memuat sejumlah piutang dengan pihak ketiga yakni Departemen Kesehatan, yang mencapai Rp1,4 miliar. Sementara itu, proyeksi pada 2009 pendapatan diharapkan mencapai Rp26 miliar.

Meski pendapatan naik, pihaknya belum berencana menambah fasilitas kesehatan lain. “Kami fokuskan pada peningkatan kulitas layanan pada masyarakat,”tukasnya. Hal itu dilakukan untuk memenuhi kenyamanan pasien, melalui berbagai pembenahan fasilitas. (Harian Jogja Cetak/Shinta Maharani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya