SOLOPOS.COM - POTONG PITA-Kepala Dinas Kesehatan Klaten, Ronny Roekmito memotong pita untuk menandai Peresmian Ruang Hemodialisis dan Kemoterapi di Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Diponegoro Dua Satu Klaten, Sabtu (25/2/2012).(Foto: Espos/Moh Khodiq Duhri)

POTONG PITA-Kepala Dinas Kesehatan Klaten, Ronny Roekmito memotong pita untuk menandai Peresmian Ruang Hemodialisis dan Kemoterapi di Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Diponegoro Dua Satu Klaten, Sabtu (25/2/2012).(Foto: Espos/Moh Khodiq Duhri)

KLATEN--Jumlah pasien gagal ginjal di Kabupaten Klaten dalam lima tahun terakhir mencapai lebih dari 100 jiwa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Ronny Roekmito saat ditemui Solopos.com di sela-sela acara Peresmian Ruang Hemodialisis dan Kemoterapi di Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Diponegoro Dua Satu Klaten, Sabtu (25/2/2012). Menurut Ronny, setiap tahun terjadi peningkatan jumlah pasien gagal ginjal lebih dari 10 orang.

“Yang lebih mengejutkan lagi, sekarang penyakit gagal ginjal itu didominasi pasien yang masih muda yakni di usia 20-30 tahun. Padahal, sebelumnya penyakit ini lebih banyak menyerang warga di usia di atas 50 tahun,” ujar Ronny.

Lebih lanjut, Ronny menjelaskan, tingginya pasien penderita gagal ginjal itu dipengaruhi oleh pola makan yang tidak sehat. Makanan yang tidak sehat itu biasanya mengandung zat-zat berbahaya seperti formalin, pemanis buatan, pewarna kimia, dan lain-lain. “Penyakit ini tidak dipengaruhi faktor keturunan. Sebagian besar dipengaruhi pola makan yang tidak sehat. Seiring berkembangnya zaman, banyak ditemuman makanan yang mengandung zat-zat berbahaya ini,” terang Ronny.

Ketua Yayasan Ki Ageng Tritis, Prawito Singodimedjo selaku pengelola RSKB Diponegoro Dua Satu Klaten, mengatakan, sekarang masyarakat Klaten tidak perlu jauh-jauh memeriksakan penyakit gagal ginjal, kanker, maupun tumor karena rumah sakit ini sudah dilengkapi Ruang Hemodialisis dan Kemoterapi. “Tidak perlu menjalani perawatan di rumah sakit di luar kota karena akan menambah biaya. Kami melayani pasien dari kalangan tidak mampu. Bahkan, sebanyak 65% dari pasien di sini merupakan pemilik kartu Jamkesmas,” terang Prawito.

(JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya